Panas! Pemimpin Catalunya Klaim Hak untuk Merdeka Pasca-Referendum

Agregasi VOA, Jurnalis
Selasa 03 Oktober 2017 12:12 WIB
Pemimpin Catalunya, Carles Puigdemont. (Foto: AP)
Share :

CATALAN - Pemimpin Catalunya, Carles Puigdemont mengatakan, wilayah itu telah memperoleh hak untuk menuntut kemerdekaan setelah referendum pada hari Minggu (1/10).

Pemerintah Spanyol telah melarang pemungutan suara yang dinyatakan tidak konstitusional itu dan mengirim polisi serta pasukan anti huru-hara untuk menghentikan pemungutan suara. Bentrokan antara polisi dan para pemilih membuat ratusan orang cedera.

Pemerintah Spanyol telah mengerahkan ribuan polisi untuk menghentikan para pemilih di wilayah Catalunya, Spanyol utara, memberikan suara mereka. Tapi pemilih datang dalam jumlah besar, dan di beberapa tempat bentrok dengan polisi.

Setelah terjadi kekerasan sepanjang hari, presiden wilayah tersebut mengumumkan Catalunya telah memperoleh hak untuk menjadi negara merdeka.

(Baca juga: Mencekam! Referendum Catalunya Berujung Bentrok, 760 Orang Jadi Korban)

"Oleh karena itu dalam beberapa hari mendatang, pemerintah saya akan mengirim hasil pemungutan suara hari ini kepada parlemen Catalan, lembaga kedaulatan rakyat yang sah, supaya bisa bertindak sesuai dengan hukum referendum," ujar Puigdemont.

Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy menuduh pemerintah separatis di Catalunya memperolok-olok demokrasi, dan mengatakan, tidak ada referendum pada hari Minggu itu.

"Kami telah memenuhi kewajiban kami, kami telah bertindak sejak awal sesuai hukum dan hanya di bidang hukum. Telah terbukti bahwa negara demokratis kami memiliki sumber daya untuk mempertahankan diri dari serangan serius yang diusahakan dengan referendum ilegal ini," tegas Rajoy.

(Baca juga: Duh! Catalunya Klaim 90% Pemilih saat Referendum Ingin Merdeka dari Spanyol)

Para pemimpin politik wilayah itu menyalahkan pemerintah Rajoy atas terjadinya kekerasan tersebut dan mengatakan mereka akan meminta Uni Eropa untuk mencela tindakan Spanyol tersebut.

Catalnya, wilayah terkaya Spanyol, telah kehilangan sebagian otonomi tahun 2010. Golongan separatis memenangkan pemilihan Catalunya lima tahun kemudian, dan mulai mengusahakan pemungutan suara atau referendum untuk kemerdekaan. Konstitusi Spanyol menyatakan bahwa negara Spanyol tidak dapat dipecah-pecah.

Ratusan orang Spanyol berkumpul di ibukota Madrid hari Minggu memprotes referendum tersebut.

Namun, warga Catalan juga memiliki pendukung di seluruh dunia. Beberapa dari mereka bergabung dalam demonstrasi di Ibu Kota Skotlandia, Edinburgh, hari Minggu.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya