KUALA LUMPUR – Menteri Perhubungan (Menhub) Malaysia, Liow Tiong Lai mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan proposal dari tiga perusahaan yang menawarkan diri untuk melanjutkan pencarian bangkai pesawat Malaysia Airlines MH370. Akan tetapi, belum ada keputusan terkait proposal tersebut.
BACA JUGA: Setelah Tiga Tahun Tanpa Hasil, Pencarian MH370 Dihentikan
BACA JUGA: Ini Penyebab Pencarian MH370 Dihentikan
BACA JUGA: Tiga Tahun Hilang, Ini Fakta-Fakta Pencarian Malaysia Airlines MH370
Liow Tiong Lai mengungkapkan, proposal tersebut datang dari perusahaan eksplorasi bawah laut asal Amerika Serikat (AS) Ocean Infinity, perusahaan asal Belanda Fugro, dan satu perusahaan lokal Malaysia yang identitasnya dirahasiakan.
“Kami tidak akan memutuskan apa pun sekarang apakah akan kembali melanjutkan pencarian atau tidak. Kami harus membahasnya dengan perusahaan-perusahaan itu. Butuh waktu karena akan ada pembahasan secara rinci,” ucap Liow Tiong Lai di Kuala Lumpur, mengutip dari Reuters, Selasa (17/10/2017).
BACA JUGA: Pencarian MH370 Dihentikan, Keluarga Korban Protes Australia
BACA JUGA: Keluarga Penumpang MH370 Memohon Menhub Malaysia Lanjutkan Pencarian
Sebagaimana diketahui, operasi pencarian yang dilakukan oleh tim gabungan dari tiga negara, Australia, China, dan Malaysia, dihentikan pada Januari lalu. Liow Tiong Lai saat itu menyatakan, alasan utama penghentian adalah kurangnya bukti yang menjadi petunjuk kuat lokasi menghilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.
Meski operasi pencarian di laut dihentikan sementara, penyelidikan tentang lokasi hilangnya Malaysia Airlines MH370 tetap dilakukan. Liow juga tidak menutup kemungkinan melanjutkan operasi pencarian asal disertai dengan bukti serta petunjuk yang kuat terkait keberadaan bangkai pesawat tersebut.
BACA JUGA: Bantu Cari MH370, China Kirim Kapal Bersonar Canggih
BACA JUGA: Mantap! Perusahaan Eksplorasi AS Tawarkan Bantuan Pencarian MH370 Tanpa Memungut Biaya
Pada 8 Maret 2014, pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang dari radar saat mengudara di atas Laut China Selatan. Hilangnya pesawat yang mengangkut 239 orang penumpang dan kru tersebut hanya berselang satu jam setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) sekira pukul 12.41 dengan tujuan Beijing, China.
Operasi pencarian gabungan yang dilakukan otoritas Malaysia, Australia, dan China, tidak membuahkan hasil berarti selama tiga tahun. Padahal, dana yang dihabiskan untuk pencarian sudah mencapai GBP120,27 juta (setara Rp2,1 triliun).
(Wikanto Arungbudoyo)