BRUSSELS – Mantan Presiden Catalunya, Carles Puigdemont, diketahui pergi ke Brussels, Belgia, setelah namanya disebutkan oleh Kejaksaan Negeri Spanyol sebagai terdakwa kasus pemberontakan, penghasut kebencian, serta penyalahgunaan dana negara. Ia diketahui melarikan diri bersama lima orang lainnya.
BACA JUGA: Jika Diminta, Belgia Klaim Akan Beri Pemimpin Catalunya Suaka Politik
Kejaksaan Negeri Spanyol menuduh Puigdemont dan beberapa petinggi Catalunya melakukan pelanggaran-pelanggaran dengan ancaman hukuman masing-masing hingga 30, 15, dan enam tahun penjara. Beberapa jam kemudian, Puigdemont bersama lima orang anggota kabinet Catalunya, melarikan diri ke Marseille, Prancis, untuk terbang ke Brussels.
Kabar tersebut memicu rumor bahwa pria berusia 54 tahun itu akan mencari suaka politik di Belgia. Menteri Imigrasi Belgia Theo Francken menguatkan rumor tersebut. Ia sempat berkomentar bahwa Puigdemont bisa saja diberikan suaka jika memintanya kepada Belgia.
BACA JUGA: Menlu Spanyol: Jika Lolos dari Bui, Mantan Presiden Catalunya Bisa Saja Ikut Pemilu
Akan tetapi, Perdana Menteri (PM) Belgia Charles Michel justru menampik pernyataan bawahannya itu. Ia mengatakan bahwa Francken tidak seharusnya mengipasi api serta menyatakan bahwa permintaan suaka politik bukan sebuah agenda yang penting.
Sementara itu, seorang pengacara bernama Paul Beckaert mengaku sudah disewa oleh Carles Puigdemont. Akan tetapi, Beckaert tidak menjelaskan apakah dia disewa untuk menyiapkan klaim suaka politik bagi mantan Presiden wilayah otonomi Catalunya tersebut.
BACA JUGA: Resmi! PM Spanyol Bubarkan Pemerintah Regional Catalunya
“Saya adalah pengacaranya jika sewaktu-waktu dia membutuhkan. Untuk saat ini tidak ada berkas tertentu secara spesifik yang sedang saya siapkan untuknya,” tukas Paul Beckaert, sebagaimana dilansir Sky News, Selasa (31/10/2017).
Keberadaan Carles Puigdemont masih simpang siur. Akan tetapi, penasihat kelompok separatis Catalunya Aleix Sarri Camargo mengungkapkan bahwa dirinya dan Puigdemont siap memberikan keterangan pers pada siang waktu Spanyol. Keduanya siap untuk mengangkat isu bahwa penggunaan Pasal 155 Konstitusi Spanyol adalah sesuatu yang kontroversial.
BACA JUGA: Resmi! Madrid Ambil Alih Seluruh Pemerintahan di Catalunya
Sebagaimana diberitakan, Pemerintah Pusat Spanyol memecat parlemen daerah dan membubarkan pemerintah regional Catalunya setelah keputusan tersebut disahkan oleh Senat pada Jumat 20 Oktober. Dengan demikian, Madrid kini berkuasa penuh atas Catalunya sesuai tercantum dalam Pasal 155 tersebut.
(Wikanto Arungbudoyo)