BARCELONA - Mantan Presiden Catalunya, Carles Puigdemont, diberi kebebasan bersyarat oleh Pengadilan Spanyol bersama dengan 4 menteri atau petinggi Catalunya lainnya. Pasca-pembebasan yang dilakukan kemarin itu, Puidgemont diharuskan untuk hadir di pengadilan dalam kurun waktu 15 hari ke depan.
Sebagaimana diketahui Carles Puigdemont menyerahkan diri ke pihak berwenang usai melarikan diri ke Belgia hingga akhirnya bebas bersyarat. Baru-baru ini berbicara kepada media lokal, pria yang dituding sebagai pelopor referendum Catalunya itu mengungkapkan alasannya memilih kabur.
Baca Juga: Bebas Bersyarat, Mantan Presiden Catalunya Akan Hadiri Persidangan
Baca Juga: Protes Penahanan 8 Mantan Menteri, Puluhan Ribu Warga Catalunya Turun ke Jalan
Sebagaimana dinukil dari Strait Times, Selasa (7/11/2017), Puigdemont menyatakan, bahwa ia melarikan diri karena percaya jika Spanyol tengah mempersiapkan sebuah "gelombang penindasan dan kekerasan" terhadap gerakan separatisnya. Menurutnya, Madrid telah merencanakan sebuah upaya penghancuran terhadap kelompoknya.
"Saya benar-benar yakin bahwa negara Spanyol sedang mempersiapkan gelombang penindasan dan kekerasan yang harus ditanggung oleh semua pihak," ujar Puigdemont.
Sayangnya, Puigdemont tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana ia melakukan perjalanan ke Belgia. Aksi kabur dari Puigdemont ini ternyata justru membahayakan bagi orang-orang yang mendukungnya.
Ketika ia masih di Belgia, 8 orang Mantan Menteri Catalunya dijebloskan ke penjara oleh Otoritas Spanyol lewat surat perintah penahanan. Kala itu, melalui sebuah siaran televis Carles Puigdemont sempat meminta gar bekas bawahannya dibebaskan dari penjara. Pria berusia 54 tahun itu mengatakan bahwa situasi saat ini sudah bukan lagi masalah dalam negeri Spanyol saja.
Baca Juga: Mantan Presiden Catalunya Serukan Partai-Partai Pro-Kemerdekaan Bersatu untuk Pemilu
Baca Juga: Mantan Presiden Catalunya Serahkan Diri ke Kepolisian Belgia
Sebelumnya, Juru bicara Kejaksaan Negeri Brussels, Gilles Dejempee menuturkan, Puigdemont menyerahkan diri secara sukarela setelah Spanyol resmi mengeluarkan surat perintah penahanan Uni Eropa (UE) pada Jumat 4 November.
Meski kini terancam hukuman, Carles Puigdemont yang disebut-sebut sebagai pelopor referendum Catalunya belum sepenuhnya menyerah. Sebelumnya ia telah menyerukan agar partai-partai pro-kemerdekaan bersiap dan bergabung untuk menghadapi pemilihan umum (pemilu) daerah pada 21 Desember mendatang. Dengan demikian, perjuangan kemerdekaan Catalunya bisa tetap berlanjut.
(Rufki Ade Vinanda)