"Agama Hindu memiliki konsep desa, kala, patra. Pelaksanaan persembahyangan menyesuaikan dengan tempat, waktu dan keadaan di desa masing-masing," tutur dia.
Selain itu, pelaksanaan ritual pada Hari Kuningan juga ditandai dengan pembuatan nasi kuning sebagai panganan khas yang harus dihidangkan, baik untuk persembahan maupun konsumsi keluarga.
"Nasi kuning merupakan keharusan dalam Kuningan. Biasanya dikombinasikan dengan makanan khas Bali seperti sate, lawar dan lainnya," terang dia.
Sementara itu, Akademisi Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Putu Sanjaya MAg mengungkapkan bahwa Kuningan merupakan Hari Suci yang jatuh pada 10 hari setelah Galungan. Kuningan secara kalender Bali yakni pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan.
"Secara makna dapat dipaparkan bahwa 'Kuningan' memiliki makna kauningan yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi diri dan mulat sarira," terang dia.
(Abu Sahma Pane)