"Partai Golkar ini kan bukan partai yang bergantung pada figur dan tokoh, tapi lebih kepada kader, partainya orang banyak. Saya kira tidak signifikan tapi harus ada langkah antisipasi jangan sampai terjadi perpecahan," pungkasnya.
(Baca juga: Terkait Setya Novanto, Pimpinan DPR: Kejadiannya Malam Sekali, Kami Semua Tak Ada yang Tahu)
Seperti diketahui, KPK kembali menetapkan Setya Novanto sebagai tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP. Penetapan tersangka Setya Novanto sejalan dengan telah diterbitkannya Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) pada 31 Oktober 2017.
Beberapa kali Setya Novanto mangkir sehingga penyidik KPK menyambangi kediamannya pada Rabu malam, 15 November 2017 di Kebayoran Baru untuk menjemput paksa. Namun yang bersangkutan tidak ada di rumah dan hingga saat ini belum ada satupun dari koleganya yang mengetahui keberadaan Setya Novanto.
(Awaludin)