JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj, menebarkan nilai-nilai Islam Nusantara di Korea Selatan. Kiai Said Aqil Siroj bersama Ketua Umum Pagar Nusa, M. Nabil Haroen, diundang Dr. Hyun Jin Moon, dari Global Peace, South Korea, pada Sabtu- Minggu (2-3/12/2017).
Dalam agenda ini, Said Aqil Siroj diundang sebagai tamu kehormatan dalam prakarsa Family Peace Associaton, sebuah organisasi kemanusiaan yang menginisasi perdamaian dan kesejahteraan di ranah internasional. Organisasi ini didukung oleh pemuka agama, pemimpin politik dan militer lintas negara.
Dalam pidatonya, Kiai Said menegaskan betapa nilai-nilai Islam Nusantara menjadi pintu untuk inisiasi perdamaian. Nilai-nilai ini, yang selama ini dikembangkan sekaligus dipraktikkan para kiai dan komunitas pesantren, yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama.
"NU mengembangkan konsep persaudaraan: wathaniyyah, Islamiyyah, Insaniyyah. Dengan itu, tidak sedikitpun NU menyediakan celah bagi ekstremisme dan radikalisme," ungkapnya dalam rilis yang diterima Okezone.
Lebih lanjut, Kiai Said menegaskan betapa agama dan nasionalisme harusnya terjembatani dalam sebuah konsep perdamaian. "Dengan konsep persaudaraan itu, di Indonesia, agama dan nasionalisme tidak bertentangan, justru bergandengan tangan," jelas pengasuh Pesantren Luhur as-Tsaqafah, Jakarta ini.
"Para pendiri negeri ini, merumuskan Pancasila sebagai falsafah dasar negara. Pancasila memungkinkan kebersamaan bagi 1340 suku, 740 bahasa daerah, 6 agama dan banyak aliran kepercayaan," terang Kiai Said, yang selama ini aktif melakukan diplomasi perdamaian di ranah internasional.