Liga Arab Peringatkan AS Agar Tak Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel

Antara, Jurnalis
Senin 04 Desember 2017 09:50 WIB
Foto: Reuters
Share :

KAIRO - Liga Arab memperingatkan akan konsekuensi berbahaya jika Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

BACA JUGA: Presiden AS Diyakini Bisa Wujudkan Perdamaian Israel-Palestina

"Jika dilaksanakan, itu akan menandai perubahan pendirian bersejarah Washington yang memandang kota suci tersebut sebagai kota Palestina yang diduduki dan bagian tak terpisahkan tanah Palestina yang diduduki," kata Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk Tanah Arab dan Palestina yang Diduduki, Saeed Abu-Ali.

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah media AS pada Jumat, 1 Desember melaporkan Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan mungkin mengeluarkan satu pengumuman pada Rabu, 6 Desember.

Selama masa kampanyenya, Trump berjanji untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, kota suci yang menjadi sengketa dan diinginkan oleh rakyat Palestina sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Abu-Ali, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin (4/12/2017) mengatakan, pengakuan AS semacam itu akan memberi Israel lampu hijau untuk melanjutkan pelanggarannya atas semua resolusi internasional dan pendudukannya atas tanah Palestina. Ia mendesak Washington agar bertindak sebagai "penengah yang tak memihak" dalam proses perdamaian.

Selama dua hari belakangan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengadakan kontak dengan dan berusaha memperoleh dukungan dari para pemimpin Arab serta Barat, dan memperingatkan potensi dampak yang merusak dari pemindahan Kedutaan Besar AS.

Konflik Palestina-Israel, yang telah berlangsung selama beberapa dasawarsa, muncul sejak Israel menduduki wilayah Paletina dan berdirinya Israel --yang didukung Barat-- pada 1948.

Masyarakat internasional menuding Israel sebagai penyebab buntunya proses perdamaian sejak 2014, akibat kebijakan perluasan permukiman Yahudinya. Kebijakan itu bahkan ditolak oleh sekutu paling kuatnya, AS.

BACA JUGA: Palestina Ancam Putuskan Komunikasi dengan AS

Rakyat Palestina berusaha mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya sejalan dengan Solusi Dua Negara yang diusulkan PBB dengan dasar perbatasan pra-1967.

Israel merebut dan mencaplok Yerusalem Timur dalam Perang Timur Tengah 1967. Jerusalem Timur adalah bagian dari Jerusalem yang bukan bagian dari Jerusalem Barat, yang dikuasai Israel, pada akhir Perang Arab Israel 1948-1949.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya