JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai calon tunggal Panglima TNI, yang akan menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo.
Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid menilai, dipilihnya Hadi oleh Presiden Jokowi menunjukkan semangat kebersamaan dan berkeadilan di TNI dalam hal regenerasi kepemimpinan. Hal tersebut karena Presiden Jokowi kali ini memilih matra Angkatan Udara untuk memimpin TNI.
"Bagus ya, pertama ini memenuhi rasa kebersamaan dan keadilan di TNI, dari sisi matra angkatan udara. Semangat rotasi itu dilakukan oleh presiden," ujar Meutya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2017).
Meutya juga memandang Hadi memiliki modal besar untuk memimpin TNI. Salah satunya adalah kedekatannya dengan Presiden Jokowi sejak ia menjabat Komandan Lanud Adi Soemarmo, Solo pada 201-2011, di mana saat itu Wali Kota Solo dijabat oleh Jokowi.
Kedekatan pun semakin terlihat saat Hadi dirotasi menjabat sebagai Sekretaris Militer Presiden pada 2016.
(Baca juga: Presiden Jokowi Resmi Ajukan KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto Jadi Calon Panglima TNI)
"Mudahan-mudahan chemestrynya nanti baik dengan Presiden. Saya rasa itu yang terpenting, (Hadi) salah satu yang tercepat juga dalam kenaikan-kenaikan pangkat dan lain-lain jadi salah satu yang cepat kenaikannya," jelasnya.
Pergantian Panglima TNI akan dilakukan Presiden Jokowi lantaran Jenderal Gatot akan memasuki usai 58 tahun pada Maret 2018. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34/2004 tentang TNI, usia pensiun seorang perwira TNI adalah 58 tahun.
Jokowi, lewat Menteri Sekretaris Negara Pratikno resmi menyerahkan nama Hadi Tjahjanto kepada Wakil Ketua DPR Fadli Zon sebagai calon Panglima TNI.