PARIS – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa ibu kota negaranya adalah Yerusalem. Ketua Partai Likud itu meminta agar warga Palestina mengakui fakta pahit tersebut sebelum kembali masuk ke dalam perundingan damai.
BACA JUGA: Pemerintah AS Resmi Umumkan Status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel
Pernyataan tersebut dibuat oleh Netanyahu saat berkunjung ke Paris, Prancis, pada Minggu 10 Desember. Dalam kunjungan itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta Netanyahu agar melakukan sesuatu kepada orang-orang Palestina guna memecahkan kebuntuan di antara kedua negara.
“Saya meminta Perdana Menteri Netanyahu untuk melakukan suatu gestur berani terhadap Palestina untuk memecahkan kebuntuan saat ini. Pembekuan pembangunan pemukiman untuk sementara waktu bisa menjadi langkah awal,” ucap Presiden Emmanuel Macron dalam pernyataan pers bersama, mengutip dari Reuters, Senin (11/12/2017).
Pria berusia 39 tahun itu menyatakan, Prancis yakin bahwa solusi dua negara (two-state solution) adalah satu-satunya opsi nyata untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina. Netanyahu merespons dengan menyatakan bahwa Palestina harus sadar pihak lainnya memiliki hak untuk eksis.
“Hal paling penting terkait perdamaian adalah pertama-tama mengakui bahwa pihak lain memiliki hak untuk eksis. Salah satu manifestasi dari penolakan tersebut adalah keengganan duduk bersama dengan Israel. Ini gestur yang saya tawarkan, Abbas duduk dan merundingkan perdamaian. Itu adalah gestur untuk perdamaian. Tidak ada yang lebih simpel,” ujar Benjamin Netanyahu.
BACA JUGA: Erdogan: Terkait Yerusalem, AS Langgar Hukum Internasional