(Baca Juga: 5 Daerah yang Diprediksi Akan Memanas di Pilkada 2018)
Mantan anggota KPU Jatim ini menuturkan, selisih data kependudukan yang disinkronkan semakin membaik. Pada 2014 pihaknya menemukan selisih data hingga 10 juta. Lalu, selisih data tersebut semakin menurun dari tahun ke tahun menjadi 6 juta hingga 2 juta.
"Terakhir data Pemilukada 2017 data selisih kita hanya sekitar 1 jutaan. Kalau di prosentase itu hanya sekitar 1,2 persen. kita berharap data ini semakin mengecil," ungkap Arief.
Dengan adanya sistem data kependudukan yang terintegrasi, maka akan lebih mudah bagi KPU untuk mengecek kegandaan data pemilih. "Sekarang kan data sudah integrated. Sekarang lebih riil. Maka catatan partisipasi jauh lebih riil," pungkasnya.
(Arief Setyadi )