JAKARTA - Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui mekanisme sidang khusus memutuskan menolak klaim Amerika Serikat (AS) yang menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pemerintah Indonesia pun menyambut baik hasil pemungutan suara di Majelis Umum PBB tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia (RI), Arrmanatha Nasir menyebut, hasil pertemuan itu menunjukan bahwa Pemerintah dan rakyat Indonesia, bersama mayoritas dunia, mendukung perjuangan rakyat Palestina.
"Indonesia mengharapkan agar semua anggota PBB menghormati hasil tersebut, serta mendengar panggilan moral dan politis dunia yang meminta perdamaian dan kemerdekaan bagi Palestina," kata Arrmanatha dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, Jumat (22/12/2017).
BACA JUGA: PBB Tolak Klaim AS Jadikan Yerusalem Ibu Kota Israel
Tidak hanya menyambut baik, Pemerintah Indonesia, imbuh Arrmanatha juga mendorong semua pihak untuk mendukung proses perdamaian Palestina-Israel.
"Proses perdamaian ini dapat merealisasikan solusi dua negara," imbuhnya.
Di saat yang sama, perjuangan Indonesia mendorong kemerdekaan Palestina sendiri tidak akan surut. Selama ini Indonesia menjadi salah satu negara yang vokal menyerukan kebebasan bagi negeri pimpinan Mahmoud Abbas tersebut.
"Indonesia akan terus melanjutkan perjuangan diplomasi bagi kemerdekaan Palestina dan memberi bantuan konkret bagi pembangunan Palestina," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, PBB menggelar Sidang Darurat untuk membahas pengakuan Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Langkah ini diambil setelah rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB tentang Yerusalem, yang diajukan Mesir, diveto oleh Amerika Serikat.
Dalam Sidang Darurat Majelis Umum PBB pada Kamis 21 Desember waktu New York itu, 128 negara memilih untuk menentang klaim sepihak Amerika Serikat atas status Israel tersebut. Ke-128 negara itu memilih resolusi Majelis Umum PBB yang menyerukan agar AS menarik pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sembilan negara memilih untuk menentang resolusi tersebut dan 35 negara memilih untuk abstain. Dilaporkan sebanyak 21 negara tidak memberikan suara.
Dubes Amerika Serikat untuk PBB dalam Sidang Dewan Keamanan PBB. (Foto: Reuters)
Sebelum Sidang Darurat Majelis Umum PBB digelar, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, mengancam akan menghentikan bantuan dari Negeri Paman Sam bagi negara-negara yang berpihak pada Palestina. Tidak hanya itu, Amerika Serikat juga menegaskan pilihan menghadapi agresi militer karena mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Haley menyebut, negaranya lebih memilih untuk diserang karena telah menjalankan haknya sebagai negara berdaulat.
(Rifa Nadia Nurfuadah)