ACEH - Pagi itu, matahari sedang beranjak naik. Laju sepeda motor matic kami berhenti di bawah pohon rindang, tepat di samping bendungan aliran sungai milik Desa Drien Berumbang, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya, awal Januari lalu.
Aceh dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki kekayaan alam melimpah. Baik hasil pegunungan, maupun lautan. Tidak hanya kaya hasil alam, negeri serambi Makkah ini juga menyimpan destinasi wisata yang memanjakan mata.
Panorama Ceuracue tingkat enam (Foto: Khalis/Okezone)
Wisata di Aceh tidak melulu tentang pantai, seperti pantai Iboih Sabang, pantai di pulau Banyak Singkil yang membuat decak kagum. Aceh juga menyimpan panorama destinasi wisata alam di belantara hutan Aceh, salah satunya seperti air terjun tujuh tingkat di Aceh Barat Daya.
Gemuruh air menyapa. Beberapa macam jenis burung asyik berkicau, seakan menyambut kedatangan Okezone dan Eki Priadi -seorang fotografer lanskap kala itu. Tujuan kami ke wisata air terjun tujuh tingkat yang masih asri, bersembunyi di balik selimut hutan tropis daerah dengan julukan Breuh Padee Sigupai ini. Masyarakat setempat akrab menyebutkan air terjun ini dengan nama, Ceuraceu, yang berarti tempat yang adem dan asyik untuk bersantai.
Panorama Ceuracue tingkat enam (Foto: Khalis/Okezone)
Menuju ke Ceuraceu, dari Kota Banda Aceh menuju ke Blangpidie, ibukota setempat, wisatawan harus menempuh perjalanan sekira enam jam dengan menumpangi kendaraan roda dua atau roda empat. Kemudian dari Blangpidie pelancong melanjutkan pejalanan dengan kendaraan menuju Desa Drien Beurumbang yang berjarak sekira 14 kilometer.
Akan tetapi, saat menuju ke Ceruaceu, kami tidak bisa menggunakan kendaraan. Pelancong harus memarkirkan kendaraanya di tempat yang telah ditentukan oleh warga setempat. Salah satunya seperti tempat parkir kendaraan kami.
Mata Air Ceuracue (Foto: Khalis/Okezone)
Agar dapat menikmati suguhan panorama alami hutan hujan tropis ini, pengunjung membutuhkan waktu sekira 45 menit berjalan kaki mengikuti aliran sungai yang bebatuan, sesekali Anda juga dipaksa untuk mendaki loe. Jangan heran, kendatipun cukup menguras tenaga, pejalanannya juga mengasyikkan. Menoleh ke kiri dan kanan, hijau pepohonan dalam perkebunan warga serasa menyelimuti Anda, adem rasanya.
Sebelum tiba di Ceuraceu, terlebih dulu Anda mendapati beberapa lokasi wisata lain seperti Batee Saneuk, Tuwie Kereunda dan lainnya. Tak canggung, Eki langsung mengabadikan gambar dengan kamera miliknya dengan setting-an slow-speed. “Mantap hasilnya Lis,” ucapnya sembari memperlihat gambarnya kepada ku.
Tak berlama-lama, perjalanan pun kami lanjutkan. Keringat bercucuran, nafas ngos-ngosan terbayar tuntas dengan keindahan alam yang ditawarkan Ceuraceu. Air terjun dengan ketinggian sekira 10 meter menyambut kami, di tingkatan ke tiga. “Benar-benar indah,” ucap Eki sambil mengeluarkan alat perekam gambar miliknya.
Tak hanya di tingkat ke tiga, kami juga mendaki hingga tingkatan ke tujuh, yang juga terdapat air terjun dengan ketinggian yang bervariasi.
Suguhan panorama alam yang masih alami ini terlihat jauh dari sentuhan nakal tangan manusia. Tidak hanya itu, arah pandang mata juga dimanjakan dengan keindahan air yang mengalir pelan di bebatuan, bercorak seperti sisik naga. Jika berlama di situ udara membuat Anda membeku. “Mata airnya itu hanya sebesar drum,” kata Marhaban, Kepala Desa Drieun Berumbang, beberapa waktu lalu.
Sungai kolam pemandian Ceuraceu (Foto: Khalis/Okezone)
Lalu, kenapa wisata ini diberi nama Ceuraceu? “Ada tempat mandi, air dan cuacanya juga sangat dingin, mungkin itu alasan kenapa diberinama Ceuraceu," sambung Marhaban.
Marhaban berujar, sepuluh tahun yang silam, Ceuraceu dilarang dikunjungi bagi pasangan yang bukan muhrim. Hal itu ditakutkan supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. "Tidak bisa dikontrol, karena jauh dari keramaian masyarakat," ujarnya.
Namun, kini Ceuraceu sudah dibuka untuk semua orang. Tempat wisata ini dikelola oleh aparatur dan pemuda gampong setempat. Ketika ada pengunjung yang bercampuran antara laki-laki dan perempuan maka akan didampingi oleh warga gampong.
Pengunjung tengah berfoto di Ceuraceu di tingkat tiga (Foto: Khalis/Okezone)
“Kalau pemerintah membuat akses jalan yang bagus untuk wisata ini, tentu itu merupakan terobosan yang sangat bagus, maka akan memudahkan masyarakat untuk mengontrol pengunjung,” pungkas Marhaban.
Tempat ini sangat cocok bagi Anda yang suka traveling. Jika ke Ceuraceu jangan lupa bawa mie instan untuk disantap di bawah air terjun ini. Juga bagi Anda yang suka fotografi, juga cocok ini untuk mengisi frame kamera Anda, seperti Eki ini. Tunggu apalagi, ayo ke Aceh Bara Daya!