BBC melansir, Lumumba didakwa bersalah atas tuduhan memprovokasi pembunuhan lebih dari 1.000 warga Baluba di Provinsi Kasai. Dia ditangkap pada Desember 1960 oleh pimpinan militer Kongo, Kolonel Joseph Mobutu, yang kemudian merebut kekuasaan.
Presiden Katanga, Moise Tshombe mengatakan menghilangnya Lumumba sebelum diumumkan tewas "bukan urusan PBB".
Tshombe memindahkan Lumumba dari penjara Thysville ke dekat Leopoldville di dekat wilayah Katanga yang mendapatkan bekingan dari Belgia. Tshombe mengklaim hal itu dilakukan demi keamanan Lumumba meski daerah tersebut dikenal sangat memusuhi sang mantan PM.
Menurut laporan yang beredar, Lumumba dan rekan-rekannya dipukuli dan dianiaya oleh sipir pimpinan tentara Belgia di bandara Elisabethville. Presiden Tshombe telah membantah klaim tersebut, namun laporan itu didukung oleh kesaksian petugas warga Swedia di bandara tersebut.
Kematian Lumumba memicu demonstrasi dan kerusuhan di Kedutaan Besar Belgia di Moskow, Uni Soviet. Belgia dianggap bertanngungjawab atas gejolak politik yang terjadi di Kongo termasuk kematian Lumumba.
Pemerintah Soviet, sekutu dari Lumumba menuntut penarikan segera pasukan PBB dari Kongo, pengunduran diri Hammerskjold dan pengadilan untuk Presiden Tshombe dan Jenderal Mobutu.