Jepang Sumbang 10 Ribu Kotak Suara untuk Pemilu Kamboja

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Rabu 21 Februari 2018 14:06 WIB
Duta Besar Jepang untuk Kamboja, Hidehisa Horinouchi, menyerahkan bantuan kotak suara kepada Menteri Luar Negeri Prak Sokhonn (Foto: Samrang Pring/Reuters)
Share :

PHNOM PENH – Pemerintah Jepang menyumbangkan sekira 10 ribu kotak suara bagi Kamboja guna melengkapi logistik pemilihan umum (pemilu). Bantuan tersebut merupakan yang pertama dari dunia internasional bagi Kamboja setelah Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) menghentikan dukungannya.

Duta Besar Jepang untuk Kamboja, Hidehisa Horinouchi, menyerahkan bantuan tersebut secara simbolis kepada Menteri Luar Negeri Prak Sokhonn di Kantor Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama di Phnom Penh. Bantuan itu sekaligus untuk menggantikan kotak suara yang disumbang Jepang 20 tahun lalu.

“Kotak-kotak suara ini adalah simbol bantuan Jepang untuk demokrasi di Kamboja. Saya berharap kotak-kotak suara ini dapat memberikan manfaat jangka panjang agar pelaksanaan pemilu semakin lancar,” ucap Hidehisa Horinouchi, mengutip dari Reuters, Rabu (21/2/2018).

“Saya berharap Kamboja dapat mencapai hasil pemilu yang mencerminkan kehendak sesungguhnya dari rakyat,” imbuhnya. Total nilai bantuan kotak suara itu mencapai USD7,5 juta (setara Rp101 miliar).

(Kotak suara yang disumbangkan Jepang untuk Kamboja. Foto: Samrang Pring/Reuters)

Ketua Komisi Pemilihan Nasional Kamboja (NEC), Sik Bun Hok, mengucapkan terima kasih kepada Jepang atas bantuannya. Sebab, Negeri Matahari Terbit tinggal meninggalkan Kamboja sendirian sebagaimana negara-negara lainnya.

Namun, tindakan tersebut dikecam oleh banyak pihak. Kelompok-kelompok pembela kemanusiaan dan juga partai oposisi, Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP), sebelumnya sudah mengingatkan Jepang untuk menghentikan bantuan mereka kepada NEC sebagaimana UE dan AS yang menghentikan bantuan setelah Mahkamah Agung membubarkan Partai CNRP atas permintaan pemerintah.

Putri dari Ketua Partai CNRP Kem Sokha, Kem Monovithya, meminta Jepang menjelaskan alasan dukungannya bagi pemilu yang akan digelar pada Juli mendatang. Sebagai informasi, Kem Sokha saat ini mendekam di dalam penjara.

“Jepang harus menjelaskan setidaknya kepada setengah warga Kamboja mengapa mereka mendukung pemilu artifisial (buatan) tersebut,” ucap Kem Monovithya.

Sik Bun Hok mengatakan, Kamboja membutuhkan sedikitnya 30 ribu kotak suara. Sebab, logistik yang disediakan China untuk pemilu mendatang, termasuk kotak dan bilik suara, baru akan tiba pada Maret mendatang. China adalah pendonor serta pendukung terbesar dari pemerintah Kamboja di bawah Perdana Menteri (PM) Hun Sen.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya