PHNOM PENH – Perdana Menteri Petahana, Hun Sen kembali tampil sebagai pemimpin Kamboja pada Senin, 30 Juli setelah partainya Partai Rakyat Kamboja (CCP) mengumumkan kemenangan dalam pemilihan umum (pemilu). Namun, kelompok hak-hak sipil menuding pemilu ini tidak bebas dan adil.
Juru Bicara CCP Sok Eysan yang dilansir Reuters, Senin (30/7/2018) mengatakan, partainya memperoleh 100 dari 125 kursi di parlemen, sementara laman berita pro-pemerintah, DAP News mewartakan bahwa CCP telah memperoleh 114 kursi parlemen. Dua partai lainnya, Funcipec yang mendukung kerajaan dan Partai Liga Demokrasi masing-masing memperoleh lima dan enam kursi.
BACA JUGA: Dituduh Gunakan Facebook untuk Tipu Rakyat, PM Kamboja: Gila dan Bodoh
Komisi Pemilihan Nasional Kamboja menyatakan bahwa 82 persen pemilih yang terdaftar telah datang ke tempat pemungutan pada 29 Juli dan memberikan suara mereka. Jumlah ini lebih rendah dari angka kehadiran 90 persen pada pemilihan lokal 2017, tetapi jauh lebih tinggi dari partisipasi pemilu 2013 yang hanya 69,61 persen.
Para pengkritik mengatakan, pemilu ini merupakan langkah mundur bagi demokrasi Kamboja menyusul dibubarkannya partai oposisi Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) setelah pimpinannya, Kem Sokha dipenjara atas tuduhan pengkhianatan.