"Ya bersinergi dengan pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi akan memberi intervensi dan pengawasan agar kualitasnya bisa masuk kategori ekspor," katanya.
Sejauh ini, kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur periode 2008-2013 itu, sektor ini belum jadi perhatian serius pemerintah provinsi. Pemerintah kata dia, masih membiarkan para petani mengembangkan segala hasil produksinya sekuat kemampuannya masing-masing. Dalam kondisi itu, tentu akan memberikan batasan dari hasil perkebunannya.
"Apalagi kalau tanpa awasan yang lebih teknis, maka tentu akan berdampak pada hasil yang alakadarnya," katanya.
Dengan perhatian khusus nantinya, kata Esthon, akan tercipta sebuah gaya baru bagi perawatan dan budidaya kopi yang bisa berkelas dunia. "Dari situlah kita bisa jadikannya sebagai komuditas ekspor," katanya.
(Baca Juga: Jaring Suara Pemilih Pemula, Esthon-Chris Gandeng Tokoh Pemuda)