SEJUMLAH paket berisi gas sarin, racun syaraf yang cukup mematikan, menyebar di sistem kereta api bawah tanah (subway) di Ibu Kota Tokyo, Jepang, pada 20 Maret 1995 pagi waktu setempat. Sedikitnya 12 orang tewas dan 5.000 lainnya luka-luka akibat serangan gas yang dikembangkan Nazi Jerman itu.
Kepolisian Tokyo bergerak cepat dan mampu mengidentifikasi terduga pelaku penyebaran gas sarin dalam waktu singkat. Demi melacak para teroris, Kepolisian Tokyo mendirikan sejumlah pos pemeriksaan di seantero Negeri Sakura.
Dinukil dari History, Selasa (20/3/2018), serangan gas sarin itu dilakukan oleh sekte Aum Shinrikyo. Pengikut aliran tersebut sangat mempercayai ramalan kiamat mereka. Para anggota baru diwajibkan untuk menyerahkan aset mereka kepada sekte hingga Aum Shinrikyo bisa memiliki harta miliaran yen.
Sekte Aum Shinrikyo diketuai oleh seorang bernama Shoko Asahara, seorang penyandang buta berusia 40-an tahun. Ia memiliki ciri berambut gondrong dan memiliki jenggot panjang. Asahara biasa mengenakan jubah berwarna terang dan bermeditasi di atas bantal satin.
Layaknya pimpinan sekte keagamaan, Shoko Asahara juga menerbitkan sejumlah buku. Dalam karya tulis tersebut, ia mengaku sebagai Yesus Kristus yang datang untuk kedua kalinya ke dunia serta mengklaim sudah pernah melakukan perjalanan melintasi waktu.