MANILA – Menteri Pertahanan (Menhan) Filipina, Delfin Lorenzana, mengakui bahwa sengketa di Laut China Selatan masih merupakan tantangan keamanan yang dihadapi negaranya. Sengketa itu juga masih menjadi ganjalan utama dalam peningkatan hubungan bilateral antara Filipina dengan China.
Pernyataan itu diungkapkan Lorenzana dalam prosesi penerimaan hibah tiga pesawat mata-mata maritim dari Jepang. Tiga unit pesawat TC90 bekas itu diyakini dapat meningkatkan kapabilitas Angkatan Laut (AL) Filipina dalam mengawasi wilayah Laut China Selatan.
“Kami harus mengakui masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kapabilitas militer dalam rangka mengatasi tantangan-tantangan maritim yang ada,” ujar Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana di Manila, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (27/3/2018).
Selain sengketa di Laut China Selatan, Lorenzana mengakui Filipina menghadapi tantangan keamanan maritim lainnya yakni pembajakan di Laut Sulu serta kejahatan transnasional lainnya, termasuk penyelundupan narkoba serta penangkapan ikan secara ilegal.
Jepang berencana menyewakan lima pesawat mata-mata ke Filipina. Akan tetapi, rencana itu diubah pada 2017 menjadi hibah setelah Pasukan Bela Diri Jepang (SDF) diizinkan menyumbangkan peralatan militer serta pertahanan ke negara-negara mitra.