Jokowi: Stunting Ancaman Utama Kualitas Manusia Indonesia

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis
Kamis 05 April 2018 15:42 WIB
Presiden Joko Widodo (Foto: Ist)
Share :

JAKARTA - ‎Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajarannya untuk bergerak cepat menurunkan angka stunting atau gagal tumbuh terhadap anak-anak di berbagai daerah di Tanah Air. Tingginya angka stunting menjadi ancaman kemampuan daya saing bangsa.

Menurut Jokowi, berdasarkan data WHO, sedikitnya 7.8 juta dari 23 juta balita Indonesia adalah penderita stunting. Angka itu jauh lebih tinggi dari batas toleransi stunting di angka 20%, sementara balita penderita stunting Indonesia mencapai 35,6%.

"Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa," kata Jokowi saat membuka Ratas Penurunan Stunting di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

 

(Seorang ibu membawa anaknya penderita stunting berobat, Foto: AP)

Kepala Negara mengatakan, anak penderita stunting tidak hanya secara fisik tumbuh pendek atau kerdil, akan tetapi juga menggangu perkembangan otaknya yang akhirnya mengurangi daya serap ilmu pelajaran di sekolah.

"Ini mempengaruhi produktivitas mereka, kemudian mempengaruhi kreativitas di usia-usia produktif‎. Saya menekankan upaya penurunan angka stunting adalah kerja bersama, harus melibatkan semua elemen masyarakat," kata Jokowi.

(Baca Juga: Temui Jokowi, Din Syamsuddin Laporkan Persiapan Acara KTT Cendekiawan Muslim Dunia di Istana Bogor)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta jajarannya untuk bekerjasama dengan para ibu yang tergabung dalam Program Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan mengaktifkan kembali secara maksimal fungsi posyandu di daerah-daerah.

"Saya minta buat rencana aksi yang lebih terpadu, lebih terintegrasi yang mempunya dampak kongkret, mulai dari intervensi pada pola makan, pola asuh dan yang berkaitan dengan sanitasi," ujar Jokowi.

‎Dalam tiga tahun terakhir, sambung Jokowi, pemerintah sudah membagikan biskuit kepada ibu-ibu hamil dan balita. Namun, program itu juga belum cukup meningkatkan gizi anak. Sehingga, ia menilai masih diperlukan penambahan asupan makanan lain.

"Perlu dilengkapi lagi dengan ikan, susu, telor dengan kacang hijau, kemudian sanitasi pelayanan dasar, ketersediaan air bersih dan MCK juga harus betul-betul kita perhatikan, mengedukasi publik dan gerakan hidup sehat harus digencarkan," katanya.

 <div class="vicon"><iframe width="480" height="340" src="https://video.okezone.com/embed/MjAxOC8wMy8yOS80LzExMDUzOC8wLw==" sandbox="allow-scripts allow-same-origin" layout="responsive"></iframe></div>

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya