Trump: Rusia Harus Bayar Mahal atas Serangan Kimia di Suriah

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Senin 09 April 2018 07:18 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Foto: Marvin Gentry/Reuters)
Share :

WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald John Trump mengatakan, Presiden Suriah Bashar al Assad akan membayar harga mahal atas peluncuran serangan kimia mematikan terhadap warga sipil di Ghouta Timur. Pria asal New York itu juga menyatakan Iran serta Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab karena mendukung ‘Si Binatang Assad’.

“Banyak korban tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam serangan KIMIA tidak masuk akal di Suriah. Area kekejaman ditutup dan dikepung oleh tentara Suriah, membuatnya sangat sulit diakses oleh dunia luar,” cuit Presiden AS Donald Trump lewat akun Twitter, dinukil dari Reuters, Senin (9/4/2018).

“Presiden Putin, Rusia, dan Iran bertanggung jawab untuk dukungan pada ‘Si Binatang Assad’. Harga mahal yang harus dibayar,” imbuh pria berusia 71 tahun itu.

BACA JUGA: Serangan Kimia Pasukan Suriah ke Ghouta Tewaskan 41 Orang 

Sebagaimana diberitakan, Organisasi Komunitas Medis Amerika Suriah (SAMS) melaporkan adanya serangan gas kimia di Ghouta Timur hingga menewaskan puluhan orang. Menurut perhitungan SAMS, sedikitnya 41 orang tewas dengan kemungkinan jumlah korban terus bertambah.

Pemerintah Suriah membantah tuduhan tersebut. Mereka mengatakan, kabar mengenai serangan gas itu mulai muncul pada Sabtu 7 April malam waktu setempat. Damaskus yakin berita palsu itu dimunculkan pasukan pemberontak karena mulai kewalahan menghadapi serangan tentara Suriah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert, memilih merespons secara diplomatis. Washington disebutnya masih menunggu laporan terkonfirmasi mengenai serangan kimia tersebut. Jika benar, maka Negeri Paman Sam akan segera meminta respons tegas dari dunia internasional.

Pasukan pemerintah Suriah mulai menggempur Distrik Ghouta Timur, dekat Damaskus, untuk memberantas habis pasukan pemberontak setelah berhasil mengambil alih wilayah lainnya. Serangan udara dilancarkan pemerintah Suriah, dengan bantuan Rusia, sejak Februari lalu.

Desakan agar penghentian serangan silih berganti datang dari dunia internasional. Akan tetapi, Presiden Bashar al Assad bergeming dengan semua desakan tersebut. Mantan dokter mata di London, Inggris, itu malah bersumpah akan meneruskan serangan dan operasi militer di Ghouta Timur.

“Kami akan terus memerangi terorisme dan operasi Ghouta merupakan kelanjutan dari pertempuran dengan terorisme,” ujar Bashar al Assad pada awal Maret.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya