BANDUNG - Calon gubernur Jawa Barat nomor urut empat Deddy Mizwar menegaskan ia hanya menjanjikan sesuatu yang realistis untuk diwujudkan kepada masyarakat jika terpilih menjadi gubernur Jawa Barat.
Ia tidak mau mengumbar janji palsu demi mencari simpati publik agar bisa memenangkan Pilgub Jawa Barat 2018. Ia khawatir terjerumus dosa.
"Saya hanya menjanjikan yang realistis, yang dibutuhkan pertama. Yang kedua, realistis bisa dijalankan. Bukan dengan cara berbohong, sesuatu yang tidak bisa kita jalankan kita janjikan. Jadi dosa ini, neraka kita, masuk neraka," kata Demiz, sapaan akrabnya, di Tasikmalaya, Senin (23/4/2018).
Demiz sendiri memiliki sembilan agenda prioritas yang akan dijalankan jika memenangkan pilgub bersama Dedi Mulyadi. Sembilan program itu dinilai realistis untuk dijalankan.
Salah satunya adalah penyediaan air baku untuk air bersih dan irigasi. Saat ini, ketersediaan air baku dan irigasi di Jawa Barat baru mencapai 73 persen. Hal itu yang ingin ia tingkatkan dengan tujuan yang jauh lebih besar.
"Kondisinya kayak gimana sekarang? Sekarang itu baru 73 persen ketersediaan air minum, air bersih, dan juga irigasi. Makanya perlu untuk membangun irigasi agar ketahanan pangan kita bisa lebih baik, perlu kita tingkatkan ketersediaan air minum" ucapnya.
"Bagaimana caranya? Nanti kita melalui dinas-dinas dan kabupaten/kota terkoordinasi agar kesehatan masyarakat kita juga bertambah karena ada air minum yang bersih," ungkap Demiz.
Salah satu prioritas lainnya adalah mendorong lahirnya para pengusaha baru. Ia ingin jumlah pengusaha di Jawa Barat bertambah demi menopang kokohnya perekonomian nasional.
"Sekarang kenapa kita perlu menumbuhkembangkan kewirausahaan? Sebab, sebuah negara yang kuat, kokoh ekonominya apabila ada empat persen dari jumlah penduduknya menjadi wirausaha. Kita (Indonesia) masih dibawah itu," jelas Demiz.
Menurutnya, saat ini justru banyak orang ingin menjadi pegawai atau buruh. Itu karena kultur dan sistem pendidikan di Indonesia lebih banyak berorientasi mencetak pekerja, bukan wirausaha.
Hal itu yang ingin ia dorong. Sehingga, ke depan diharapkan akan semakin banyak pengusaha. "Kita takut menjadi pengusaha padahal Allah SWT membuka sembilan pintu rezeki untuk para pengusaha, satu untuk pegawai. Dan kita berbondong-bondong masuk satu pintu (jadi pegawai). Heran saya, kok mau begitu," tutur Demiz.
Sementara itu, prioritas lain adalah mengatur tata ruang dan wilayah dengan baik. Ia tidak ingin ada tata ruang yang disalahgunakan peruntukannya.
Ia mencontohkan lahan yang diperuntukkan untuk pertanian, sebaiknya dipertahankan. Secara umum, ia juga tidak ingin lahan resapan air berubah fungsi menjadi bangunan komersial.
Demiz menegaskan dirinya tidak anti terhadap investor yang ingin melakukan pembangunan di Jawa Barat. Tapi, ia ingin investor diberikan ruang pembangunan tanpa mengubah tata ruang yang ada.
"Kita perlu usaha, perlu investor. Tapi investasi perlu diatur, makanya tata ruang tadi menjadi penting. Kalau tidak, maka akan menghasilkan bencana kedepan (yang diwariskan) kepada generasi muda," tandas Demiz.
(Rachmat Fahzry)