3. “Kritik itu harusnya tidak 'asbun', asal bunyi”.
Jokowi menilai bahwa kritik yang disampaikan oleh masyarakat terhadap pemerintahannya bukanlah kritikan. Melainkan celaan, cemoohan, fitnah hingga nyinyiran saja.
"Kritik itu penting. Sekali lagi, kritik itu penting untuk memperbaiki kebijakan. Tapi tolong bedakan kritik dengan mencemooh. Beda itu. Bedakan kritik dengan fitnah. Bedakan kritik dengan nyinyir. Beda lagi itu. Bedakan kritik dengan menghujat. Juga beda itu,” kata Jokowi dalam pidato di Rapimnas ke-2 Partai Perindo di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Rabu, 21 Maret 2018 lalu.
Jokowi menegaskan, bahwa pemerintahan dibawah kepemimpinannya sama sekali tidak antikritik. Melainkan, kritik yang disampaikan tersebut harus berdasarkan pada data dan informasi yang akurat.
4. “Kita harus berani loncat, kalau kita monoton ditinggal,”.