"Hangatnya" Pelukan Tentara Afganistan dan Militan Taliban Kala Jeda Idul Fitri

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Minggu 17 Juni 2018 07:39 WIB
Taliban berpelukan dengan Tentara Afganistan (Foto: BBC)
Share :

Bagaimana reaksi rakyat biasa di Afghanistan?

Warga mengungkapkan keterkejutan dan kegirangan mereka.

"Saya tidak bisa mempercayai mata saya. Saya melihat Taliban dan polisi berdiri berdampingan dan melakukan selfie," kata seorang warga Kunduz, Mohammad Amir kepada Reuters.

"Itu adalah Idul Fitri yang paling damai. Untuk pertama kalinya kami merasa aman. Sulit menggambarkan kegembiraan ini," kata Qais Liwal, seorang siswa di Zabul di Afghanistan selatan.

Orang-orang berseru dan bersorak menyambut para militan Taliban saat mereka masuk berbagai kota Afghanistan, Reuters melaporkan.

Di Jalalabad di Afghanistan timur, warga memberikan berbagai buah-buahan dan makanan kepada para militan.

Puluhan ribu warga Afghanistan tewas sejak invasi pimpinan AS menggulingkan Taliban dari kekuasaan pada tahun 2001.

Bagaimana hubungannya dengan kematian pemimpin Taliban Pakistan?

Di Pakistan, Perdana Menteri Interim Nasir-ul Mulk mengatakan terbunuhnya pemimpin Taliban Pakistan Maulana Fazlullah dalam serangan pesawat tak berawak AS merupakan perkembangan signifikan dalam perang melawan terorisme.

Hal itu diucapkannya setelah berbicara lewat telepon dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang mengukuhkan kabar kematian pimpinan Taliban Pakistan itu.

Panggilan telefon dari Presiden Ghani dilihat sebagai upaya untuk mendapatkan kepercayaan Pakistan dan meningkatkan kerja sama dalam perang melawan militan di Afghanistan, yang banyak pemimpinnya tinggal di Pakistan.

Fazlullah dituding terlibat dalam sejumlah serangan di Pakistan, termasuk pembantaian sekolah di Peshawar pada tahun 2014 yang menewaskan lebih dari 150 orang.

Dia juga dituding sebagai tokoh yang memerintahkan percobaan pembunuhan Malala Yousafzai, yang ditembak pada kepalanya di sebuah bus sekolah, saat ia masih merupakan siswi berusia 15 tahun.

Taliban Pakistan mengatakan pada saat itu bahwa mereka menembak Malal karena dia "pro-Barat" dan "mempromosikan budaya Barat di kawasan Pashtun".

(Arief Setyadi )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya