Dia pun mengajak untuk bersama-sama menjaga keagungan ajaran Islam, termasuk memperbaiki salah cetak kitab-kitab cetakan baru.
Mahfud sangat mengapresiasi Abuya Muhtadi yang sudah melakukan berbagai koreksi kitab kuning dengan tekun. Dia mengingatkan, sekarang sudah ada upaya sengaja salah mencetak kitab suci Alquran. Untungnya, sudah ada jaminan Allah Subhanahu wa ta’ala menjaga kemurnian kitab suci-Nya.
"Saya bahagia ada majelis ilmu yang mengoreksi kitab seperti ini. Untungnya Allah menjaga terus Alquran. Dengan mencetak penghafal-penghafal Alquran. Di perguruan-perguruan tinggi negeri dan sejumlah kampus besar sudah menyediakan kursi untuk penghafal Alquran," ungkap Mahfud.
Mahfud menggarisbawahi, pengajian Abuya Muhtadi adalah model pengajian ahlussunah wal jamaah yang dibawa Imam Syafii. Imam Syafii adalah penganut moderasi Islam. Model Islam moderat yang menerima dan menghormati perbedaan harus terus tumbuh di masyarakat Indonesia yang memiliki berbagai macam perbedaan.
"Islam itu ya diskusi dengan kelembutan. Menerima Islam bukan karena dipaksa dan ditakuti. Islam bukan ancaman bagi orang yang berbeda," ingatnya.