Harga Melonjak, Warga Tangsel Beralih Konsumsi Telur Pecah

Hambali, Jurnalis
Rabu 25 Juli 2018 11:43 WIB
Penjualan Telur Pecah di Tangsel (foto: Hambali/Okezone)
Share :

"Sangat berbahaya. Pertama, retakan atau pecahan itu bisa memudahkan bakteri masuk, paling lama kondisinya 3 jam sejak telur itu retak, selanjutnya tak layak dikonsumsi. Kedua, soal kemasan saat dari pertama diambil dari kandang kemudian dikirim ke tujuannya, kan namanya telur memang nggak pernah dicuci jadi langsung dijual, itu yang buat tidak higienis kalau telurnya ada pecahan," imbuh Tulus.

Meskipun telur pecah dimasak hingga matang, dilanjutkannya, upaya itu dinilai sia-sia lantaran kandungan proteinnya sudah lenyap. Dengan begitu, dia menganalogikan bahwa mengonsumsi telur pecah sama beresikonya dengan mengonsumsi ayam bangkai (ayam tiren).

"Sekalipun dimasak sampai matang, mungkin bakterinya akan mati, tapi ya percuma karena kandungan proteinnya sudah hilang. Belum lagi nanti kebanyakan akan mengeluarkan aroma tak sedap, sama seperti kita mengonsumsi ayam tiren, nggak gizinya, justru malah membawa penyakit," terangnya lagi.

Masih kata dia, dampak dari bakteri Salmonella biasanya membuat seseorang menjadi mual, muntah-muntah, lalu diare. Selanjutnya, suhu tubuh akan meninggi hingga menyebabkan orang yang mengonsumsi telur pecah menderita typus.

"Bakteri Salmonella itu akan menyerang saluran pencernaan. Jadi kita mengimbau masyarakat agar memperhatikan kesehatan, jangan mengonsumsi telur pecah meski harganya jauh lebih murah dari telur yang bagus dan normal. Sebaiknya dicari alternatif lain sebagai asupan protein," pungkasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya