Negara Kecil yang Berambisi Memimpin Penjelajahan Antariksa

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Kamis 26 Juli 2018 18:11 WIB
Sejumlah perusahaan tambang antariksa membuka cabang di Luksemburg. (Foto: Getty)
Share :

Setelah AS mengesahkan undang-undang pertambangan ruang angkasa pertama di dunia pada 2015, Rusia termasuk negara yang mengajukan keberatan.

Untuk memahami ambiguitas hukum antariksa, kita perlu kembali ke Traktat Luar Angkasa (Outer Space Treaty, OST) yang diteken pada 1967.

Perjanjian dari zaman Perang Dingin itu melarang kepemilikan suatu negara akan benda langit. Intinya, ruang angkasa dianggap sebagai milik bersama, seperti halnya Antartika.

Perkembangan militer di ruang angkasa sangat dibatasi oleh OST, yang ditandatangani oleh 105 negara.

Demi mewujudkan ambisi Presiden Donald Trump untuk mendirikan "Pasukan Angkasa Luar", AS mungkin harus menarik diri dari OST, langkah yang akan semakin mengucilkan negara tersebut.

Tapi OST tampaknya tidak menyinggung kepemilikan sumber daya, kealpaan yang didefinisikan oleh AS dan Luksemburg.

Dan negara lain mungkin akan melakukannya juga; Uni Emirat Arab baru-baru ini meneken kesepakatan untuk belajar dari siasat hukum Luksemburg.

"Undang-undang Luksemburg tentang eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya antariksa membahas kealpaan ini dan memberinya kejelasan di level nasional, sebagai langkah pertama untuk mengizinkan aktivitas terkait sumber daya antariksa," kata Zenners.

"Undang-undang Luksemburg tidak memiliki tujuan, maksud, atau efek membuka jalan bagi kepemilikan negara akan benda-benda langit dalam bentuk apapun. Hanya kepemilikan sumber daya antariksa yang dibahas dalam kerangka hukum, yang juga memerinci aturan untuk otorisasi dan pengawasan misi."

Sebagai negara kecil, Luksemburg mungkin lebih gampang untuk memimpin 'demam emas' baru untuk sumber daya di ruang angkasa.

"Di samping Amerika Serikat, Luksemburg telah terbukti sebagai negara yang berpikir ke depan, dan kesuksesan mereka akan memungkinkan perusahaan swasta untuk melakukan misi antariksa," kata Bill Miller, CEO Deep Space Industries, yang membuka kantor pusatnya untuk wilayah Eropa di Luksemburg.

Perdebatannya mungkin tidak akan memanas dalam waktu dekat karena perusahaan tambang antariksa biasanya terlalu ambisius dalam mengumumkan rencana peluncurannya.

Tapi jika keuntungan dari usaha ini mulai mengalir suatu hari nanti, mungkin kita bisa bertaruh kalau Luksemburg akan terlibat di situ.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya