JAKARTA – Mendengar nama Fatmawati, istri sang proklamator RI, Soekarno, masyarakat tampaknya akan teringat dengan Bendera Merah Putih. Dirinyalah yang menjahit Bendera Merah Putih untuk dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, dengan bermodalkan kain dari Jepang. Ibu lima anak itu amat tekun menyambungkan kain merah dan putih tersebut sehingga menjadi satu bendera utuh.
Cucuran air mata dari Ibu Negara Indonesia pertama itu mewarnai penyelesaian bendera tersebut. Rasa haru atas perjuangan para pahlawan merebut Tanah Air dari tangan pemerintahan Jepang, membuat wanita kelahiran Bengkulu, 5 Februari 1923, itu menitikkan air mata yang mengalir dari kedua matanya.
"Kalau dibilang isak tangis sih enggaklah ya. Cuma kalau terharu iya karena menyambut kemerdekaan," kata Sukmawati Soekarnoputri saat dihubungi Okezone, Sabtu, 11 Agustus 2018.
Putri keempat Soekarno itu mengaku tak mengetahui berapa lama ibunya menyelesaikan penjahitan bendera itu. Namun, yang ia ingat dari cerita ibunya, saat itu Fatmawati sedang mengandung Guntur Soekarnoputra, dengan usia kandungan 9 bulan.
Sukmawati bercerita kalau ibunya ketika itu mendapat mandat dari Soekarno untuk menjahitkan bendera pusaka demi mempersiapkan kemerdekaan. Karena merasa gembira lantaran Indonesia dapat terbebas dari para penjajah, ia langsung memulai menjahit bendera itu pada suatu hari di Oktober 1944.
"Bung Karno itu memberikan mandat kepada Ibu Fatmawati untuk menjahitkan bendera persiapan kemerdekaan," ujarnya.
Sejarah Bendera Merah Putih
Bendera Indonesia memiliki nilai sejarah tersendiri. Merah berarti keberanian, putih berarti kesucian. Merah melambangkan raga manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan jiwa dan raga manusia untuk membangun Indonesia.
Menilik dari segi sejarah, sejak dahulu saat kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara sekira abad ke-13, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih.
"Dari segi warna merah putih itu memang udah lama. Jadi, itu sejak sebelum kemerdekaan sudah ada," kata sejarawan Andi Achdian saat berbincang dengan Okezone.
Sang Saka Merah Putih pertama kali dikibarkan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Soekarno menyatakan Proklamasi Indonesia. Saat itu yang bertindak sebagai pengerek bendera untuk pertama kalinya adalah Brigadir Jenderal TNI (Purn) Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat dan tokoh pemuda dari barisan pelopor, Soehoed Sastro Koesoemo.