JAKARTA - Persaudaraan Alumni (PA) 212 ikut berkomentar ihwal kasus penganiayaan dan pengeroyokan yang menimpa Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Ratna Sarumpaet. Mereka menilai peristiwa itu sangat tidak berperikemanusiaan dan bisa dibilang biadab.
“Mengingat bahwa Ibu Ratna Sarumpaet adalah seorang perempuan dan juga aktivis, maka tindakan pemukulan dan penganiayaan tersebut adalah merupakan tindakan biadab dan pengecut,” kata Ketua Umum PA 212, Slamet Ma’arif dalam keterangan tertulis, Rabu (3/10/2018).
Slamet menyatakan, pihaknya menyesalkan telah terjadi tindakan pemukulan dan penganiayaan terhadap perempuan berusia 69 tahun tersebut. Dirinya mengutuk keras tindakan pemukulan oleh segerombolan orang tidak dikenal tersebut.
(Baca Juga: Ratna Sarumpaet Alami Kekerasan, Prabowo: Ini Tindakan Pelanggaran HAM)
“Penganiayaan, pengeroyokan dan kekerasan para pelaku terhadap Ibu Ratna Sarumpaet sangat tidak berperikemanusiaan,” imbuh dia.
Slamet meminta kepada aparat kepolisian untuk segera mengusut dan mencari dalang dari aksi keji tersebut. Ia berharap seluruh pelaku mendapat jeratan hukum yang berat karena perbuatan mereka sangat tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
“Meminta kepada aparat penegak hukum terutama pihak kepolisian segera mengusut tuntas dan menangkap pelaku untuk diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujanya.
Lebih lanjut ia menyerukan kepada segenap aktifis untuk mendoakan kesembuhan Ratna Sarumpaet. Slamet mengingatkan, agar selalu waspada dan menguatkan barisan, karena musuh musuh negara ini sudah menabuh genderang perang.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sangat menyayangkan adanya kejadian penganiayaan kepada Juru Kampanye Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi yaitu Ratna Sarumpaet.
“Saya sangat kecewa bahwa telah terjadi suatu aksi kekerasan penganiayaan suatu pukulan yang kejam terhadap salah satu pimpinan dari pada badan pemenangan kampanye kita, yaitu Ratna sarumpaet,” kata Prabowo di Kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, kemarin.
(Khafid Mardiyansyah)