JAKARTA - Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar menilai, ulah hoax yang dilakukan Ratna Sarumpaet hanya mengakibatkan sedikit penurunan elektabilitas bagi kubu calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Salahuddin Uno.
Rully belum dapat merinci angka pasti penurunan elektabilitas tersebut lantaran pihaknya yang belum melakukan survei. Namun, kata dia, pada prinsipnya kubu Prabowo dan petahana sama-sama memiliki pendukung yang militan.
(Baca Juga: Timses Jokowi-Ma'ruf Tempuh Langkah Hukum Terkait Berita Hoaks Ratna Sarumpaet)
"Kalau konteks sekarang masih sedikit. konteksnya pemilih Prabowo-Sandi dan pemililh Jokowi ini adalah pemilih yang loyal, militan. Tingkat mereka perpindahan antara satu calon dengan calon lainnya tidak sangat kuat, karena sudah punya basis masing-masing," kata Rully di kantor LSI Denny JA, Jakarta, Kamis (4/10/2018).
Meski demikian, lanjut Rully, saat ini diperkirakan sebanyak 30 persen suara nasional masih menjadi swing votters yang bisa berubah hingga ke April 2019.
Menurut dia, pemberitaan hoax ini akan berdampak buruk jika kubu Prabowo-Sandi tidak bisa mengantisipasi permasalahan Ratna Sarumpaet. Pasalnya, publik mengetahui bahwa Ibu Atiqah Hasiholan itu merupakan bagian dari koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
"Tapi kalau ada hal-hal yang dilakukan Prabowo-Sandi dan bisa mengembalikan kepercayaan terhadap mereka ya bisa jadi berbalik," ucapnya.
(Baca Juga: 4 Kontroversi Ratna Sarumpaet: Tuduhan Makar hingga Berbohong Dianiaya)
Rully memaparkan, kubu Prabowo-Sandi harus segera mengotakkan persoalan hoax Ratna Sarumpaet agat tidak merembet ke Koalisi Indonesia Adil dan Makmur. Dengan begitu, permasalahan ini tidak menurunkan elektabilitas dari kubu penantang petahana itu.
"Bisa juga dengan Prabowo atau Sandi yang melakukan kegiatan lain supaya orang tidak banyak fokus memikirkan Ratna Sarumpaet. Bisa dengan melakukan kegiatan lain di luar dari itu," tandasnya.
(Fiddy Anggriawan )