Seharusnya Prabowo mengubah strategi dan gagasan karena Pilpres 2019 dengan 2014 berbeda, meskipun lawannya tetap sama yakni Joko Widodo (Jokowi). Pada 2014 lalu tidak ada petahana sedangkan saat ini Jokowi sebagai petahana.
Jokowi memiki modal lebih yakni hasil kerja selama empat tahun memimpin yang dapat dikapitalisasi sebagai bahan kampanye. Meskipun itu tidak mudah diterima oleh kalangan melenial karena mereka bukan menganggap sebagai prestasi melainkan tanggung jawab sebagai presiden.
"Bapak Jokowi punya keuntungan karena dia punya prasasti, dia punya monumen untuk ditampilkan walaupun masih dipertanyakan oleh swing voters, itu prestasi atau kewajiban, tapi ada yang dipertontonkan," pangkasnya.
(Rachmat Fahzry)