Saat ditanya apakah Ida Ayu merasa malu sekolah sambil berjualan, dirinya dengan tegas sampaikan tidak ada rasa malu.
Bahkan sejak SMP saat masih tinggal di Bekasi, anak ketujuh dari 10 bersaudara itu sudah kerja paruh waktu sebagai cleaning service di salah satu pusat perbelanjaan besar di Bekasi.
"Dulu pernah juga kerja jadi cleaning service paruh waktu dengan gaji Rp500 ribu per bulan," ungkapnya.
Sementara itu, wali kelas Ida Ayu, Henri Kismita menyampaikan, muridnya tersebut termasuk anak yang pandai. Ia masuk peringkat 10 besar di kelasnya. Semangat juangnya juga tinggi, dia ingin prestasinya sama seperti yang lain. Dulu saat kelas 2 sempat dia mau putus sekolah karena tidak ada biaya.
"Sempat dia cerita ingin keluar karena tidak ada biaya. Namun saya katakan perjuangan dia sudah sangat jauh, sayang kalau harus berhenti di tengah jalan," jelas Henri Kismita.
Bahkan dirinya sempat terharu saat Ida Ayu menanyakan apakah boleh sekolah dahulu kemudian membayar sekolahnya ketika sudah lulus dan bekerja.
Untungnya, beberapa waktu lalu sempat dapat bantuan beasiswa PIP sebesar Rp1 juta yang digunakan untuk membayar biaya sekolah.
"Yang membuat saya terenyuh dia sempat bilang, boleh enggak bayarnya nanti setelah saya kerja. Nanti saya balik lagi untuk bayar biayanya," ucap Kismita menirukan ucapan sang murid.
Kismita juga sampaikan Ida Ayu sebelumnya untuk berangkat sekolah harus berjalan kaki, baru belakangan hari menggunakan sepeda sambil membawa dagangan.
(Baca Juga : Viral Murid SD Belajar di Rumah Guru karena Perselisihan Kepala Sekolah)
Bahkan gerobak kaleng yang digunakan juga dibuatnya sendiri untuk menghemat biaya.
Sejak menjadi viral di medsos, banyak sekali tawaran yang datang pada Ida Ayu untuk bekerja. Namun, kecintaannya untuk berjualan cilok, membuat gadis ini tak langsung menerima tawaran tersebut.
(Baca Juga : Viral Siswa SMP Diintimidasi 2 Oknum Guru karena Temukan Bakso Berbelatung di Kantin)
(Erha Aprili Ramadhoni)