Jannatun Jadi Korban Lion Air: Almarhumah Cerdas dan Pintar, Kami Merasa Kehilangan

SURABAYA - Nama Jannatun Cintya Dewi (24) mendadak jadi perhatian masyarakat. Ini setelah tim DVI Polri mengumumkan hasil identifikasi pertama terhadap jenazah korban pesawat Lion Air jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat.

Jenazah perempuan lajang ini sudah dikirim ke rumah orang tuanya yang terletak di Desa Suruh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo. Jenazah almarhumah juga sudah dikebumikan di TPU tak jauh dari rumahnya.

(Baca Juga: Jenazah Jannatun Korban Lion Air Tiba di Rumah Duka, Ibunda Jatuh Pingsan) 

Sosok Jannatun Cintya sendiri merupakan gadis yang cerdas dan pintar. Di waktu duduk pada bangku SMA hanya ditempuh dua tahun, padahal umumnya ditempuh tiga tahun. Jannatun mengikuti program akselerasi.

Kemudian Jannatun masuk Teknik Kimia Institut Tekhnologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Almarhumah merupakan lulusan terbaik di ITS. Kemudian Jannatun mendapat tawaran pekerjaan dari perusahaan asal Singapore.

Namun karena tidak diizinkan orang tua, akhirnya Jannatun memilih untuk tidak mengambil tawaran itu. Lalu Jannatun melamar pada sebuah bank swasta dan diterima. Setahun bekerja di bank, almarhumah mengikuti tes seleksi masuk ASN di Kementerian ESDM dan diterima.

"Almarhumah cerdas dan pintar. Makanya kami sedih dan merasa kehilangan," terang Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Direktorat Hilir Migas Kementerian ESDM Yuli Rachwati, pada wartawan saat mengantarkan jenazah almarhumah ke TPU Desa Suruh, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (1/11/2018).

Foto Jannatun Semasa Hidup (Dok: Keluarga) 

Berdasarkan cerita dari ibu Jannatun, sambung Yuli, almarhumah pernah ditawari bekerja di sebuah perusahaan asal Singapura. Namun, almarhumah tidak mengambil tawaran tersebut lantaran tidak direstui oleh orang tuanya. Sehingga memilih bekerja pada bank.

"Kemudian ikut tes ASN di Kementerian ESDM dan diterima. Almarhumah baru satu tahun bekerja di Kementerian ESDM. Almarhumah merupakan analis terbaik. Kepintaran dan kecerdasan sering dipercaya melakukan monitoring pencampuran B20 non PSO pertamina di berbagai daerah," ungkapnya.

Yuli bercerita, Jannatun memang sering diajak untuk melakukan pengawasan B20 seperti di Denpasar, Surabaya dan Batam. Kemudian pada 29 Oktober 2018 Jannatun bersama dua rekannya yakni Fatwa Kurnia Dewi asal Tangerang, dan Dewi Herlina asal Bekasi berencana melakukan pengawasan B20 di Pangkalpinang.

(Baca Juga: Isak Tangis Iringi Pemakaman Jannatun, Korban Lion Air JT-610) 

Suasana Pemakaman Jannatun (foto: KoranSINDO/Ali Masduki)

Mereka naik pesawat Lion Air dengan rute Jakarta - Pangkalpinang. Rupanya pesawat yang ditumpangi mereka jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Hingga kini dua rekan Jannatun belum teridentifikasi.

"Ternyata Allah mempunyai rencana lain. Kami sedang berduka sehingga pengawasan B20 selama sepekan ke depan di berbagai daerah dibatalkan sementara," paparnya.

(Fiddy Anggriawan )