JAKARTA – Proses identifikasi terhadap ratusan penumpang pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 yang jatuh di perairan Kerawang, Jawa Barat, masih terus dilakukan. Hingga saat ini sudah satu orang yang mampu teridentifikasi sebagai korban atas nama Jannatun Cintya Dewi.
Namun, sebelum mengidentifikasi seorang penumpang, Tim DVI harus melewati berbagai rangkaian sebelum akhirnya mengetahui secara pasti identitas daripada masing-masing penumpang.
Berikut beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mengidentifikasi penumpang:
Antemortem
Antemortem merupakan suatu proses pengumpulan riwayat data penumpang dari keluarga. Pertama keluarga penumpang harus melakukan pendaftaran dan dilakukan wawancara untuk mengungkap identitas penumpang.
Dalam proses ini ada dua data yang dibutuhkan Tim DVI, yaitu data primer dan sekunder. Data primer terdiri atas sidik jari, data pemeriksaan gigi, dan DNA. Sementara data sekunder yakni data pelengkap di antaranya riwayat kesehatan dan informasi barang-barang yang biasa digunakan penumpang.
"Setelah wawancara ke tahap pengambilan sampel DNA, disana ada tahap input data, kemudian diverifikasi dan ada seleksi untuk menggolongkan apakah anak-anak, dewasa, laki-laki, dan perempuan," kata Tim Antemortem, Sialjana, Jumat (12/11/2018).
Ia melanjutkan, dari data yang telah terkumpul tersebut kemudian dipelajari apakah sudah cukup atai tidak, jika belum tim kemudian kembali menghubungi keluarga untuk meminta data tambahan.
"Baru prarekonsiliasi kalo sudah lengkap disisir satu satu untuk kemudian dikirim ke rekonsiliasi," terangnya.
Proses rekonsiliasi merupakan mencocokkan antara data antemortem dan postmortem sehingga dari sana akan teridentifikasi siapa penumpang tersebut.
Postmortem
Ini merupakan tahap pengumpulan data dari penumpang yang ditemukan yang dilakukan di ruang instalasi dokter forensik.
Para penumpang yang ditemukan dan dibawa ke RS Polri seluruhnya akan dimasukkan ke ruang instalasi forensik. Mereka akan diberikan nomor dan dilakukan penyimpanan diruang pendingin.
"Jenazah datang dinomerin teregister, dibawa ke ruang penyimpanan di freezer," kata Tim Postmortem spesialis forensik, Niken Budi Setiawaty saat ditenui secara terpisah.
Para penumpang tersebut kemudian dibawa menuju ruang autopsi 1 yang dikhusukan untuk penumpang laki-laki dan ruang autopsi 2 untuk penumpang perempuan. Dalam melakukan pemeriksaan tersebut, terdapat 5 orang yang terdiri atas berbagai unsur untuk memeriksa penumpang.
"Jadi, ada satu leadernya patologisnya, satu dokter gigi forensik, ada inafis yang sidik jari, ada pengambil DNA, sama teknisi, ada lima orang," tuturnya.
(Baca Juga : Bantu Identifikasi Korban Lion Air, Kemenhub Kirim 2 Dokter Gigi ke RS Polri)
Setelah itu lanjutnya, penumpang dimasukkan kembali ke ruang pendingin untuk kemudian dilakukan rekonsiliasi.
(Baca Juga : Jokowi Berharap Tak Ada Lagi Kecelakaan Serupa Lion Air di Masa Mendatang)
(Erha Aprili Ramadhoni)