Rekonstruksi Palu Paska Bencana, BPIW Kementerian PUPR Gandeng Ahli Geologi

Abu Sahma Pane, Jurnalis
Senin 05 November 2018 16:12 WIB
BPIW Kementerian PUPR dan ahli geologi bahas rekonstruksi Palu paska bencana. Foto: BPIW
Share :

PEKANBARU - Gempa, tsunami dan likuifaksi telah meluluh lantakkan Palu dan sekitarnya. Warga di sana sangat membutuhkan tempat tinggal baru karena permukiman mereka sudah porak-poranda dan rawan bencana.

Menyikapi hal itu, pemerintah dengan cepat tanggap menyiapkan masterplan dan site plan relokasi penduduk yang terdampak bencana. Dalam menentukan tempat hunian baru paska bencana, diperlukan kajian geologi yang komprehensif agar lokasi tersebut aman dan nyaman untuk ditinggali.

Oleh karenanya, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan bekerja sama dengan para geologist atau ahli geologi untuk menentukan arahan pengembangan infrastruktur di daerah terdampak bencana dengan berdasarkan hasil analisa geologi.

“Masukan dari para ahli geologi, baik praktisi maupun akademisi, sangat diperlukan untuk kembali membangun Palu dan sekitarnya. Kita harus memastikan titik-titik lokasi yang dibangun infrastruktur dan kawasan permukiman baru memiliki potensi serendah-rendahnya terhadap bencana alam, sehingga kehidupan di Palu dan sekitarnya dapat lebih baik,” ujar Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Hadi Sucahyono saat berbicara di sela-sela Special Discussion Gempa Palu pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Pekanbaru (1/11).

Penanggulangan bencana alam di Palu dan sekitarnya memiliki beberapa tahapan seperti tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Perencanaan dan pembangunan termasuk didalam tahapan rekonstruksi ini. Dalam tahap rekonstruksi ini BPIW ditugaskan Menteri PUPR untuk membuat site plan atau rencana tapak. Selain itu, bersama kementerian/lembaga lain, BPIW ikut membuat masterplan atau rencana induk relokasi penduduk yang terkena bencana alam.

“Pembenahan infrastruktur juga menjadi fokus utama dari Kementerian PUPR dalam merehabilitasi dampak dari bencana. Masukan dari berbagai pihak diperlukan dalam menentukan lokasi infrastruktur yang akan dibangun kembali” tutur Hadi. Realisasi dari perencanaan infrastruktur sektor PUPR itu dilaksanakan Ditjen Bina Marga, Cipta Marga, Ditjen Penyediaan Perumahan, Sumber Daya Air (SDA), dan Penyediaan Perumahan.

Beberapa pembicara juga dihadirkan pada kegiatan ini seperti Udrekh, Peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dari peristiwa yang terjadi di Palu, menurut Udrekh baik subsiden horizon maupun longsoran berperan dalam menimbulkan tsunami.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya