Saat ini, Soerjanto mengatakan pihaknya masih berkonsentrasi mencari kotak hitam kedua, yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR) yang merekam percakapan suara di dalam kokpit serta percakapan dengan awak kabin.
"Jika belum ditemukan CVR, dengan data yang ada, kami akan berusaha semaksimal mungkin menemukan penyebabnya," katanya.
Untuk keperluan investigasi, Soerjanto mengaku pihaknya mendapat bantuan dari Amerika Serikat (AS), Singapura, Australia, dan Arab Saudi.
(Rizka Diputra)