(Baca Juga: Wapres JK Terima Pimpinan Pemuda Muhammadiyah)
"Dalam konteks inilah Pemuda Muhammadiyah (PM) merasa terpanggil untuk melakukan dakwah kebaikan (fastabiqul khairat) dalam ruang dialektis sejarah republik Indonesia. Sebagai sebuah organisasi otonom Muhammadiyah, PM memiliki visi mewujudkan cita-cita ke-Indonesiaan dan keIslaman sekaligus," jelasnya.
Kepemimpinan yang dilahirkan muktamar PM, jelas Cak nanto, harus hirau terhadap berbagai problem kebangsaan dan keumatan. Ketimpangan sosial, intoleransi, extrimisme, kebodohan, kemiskinan, oligarki ekonomi dan politik, dan perilaku buruk elit politik, serta beragam persoalan harus mejadi perhatian penting dan PM harus menjadi agen perubahan yang selaras dengan kehendak sejarah.
"Setelah mendengar, berdiskusi, bertemu langsung dengan basis massa dan elit-elit PM se-Indonesia dan demi mewujudkan harapan besar basis massa Pemuda Muhammadiyah se-Indonesia, kami menawarkan kepemimpinan alternatif yang diharapkan dapat menjadi lokomotif pembangunan blok historis Pemuda Muhamamdiyah,"
"Kepemimpinan alternatif itu terbingkai dalam tema besar 'Penguatan Basis Kader dan Optimalisasi Pemberdayaan Kader Pemuda Muhammadiyah Dalam Menyongsong Zaman Baru'," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)