Penduduk Galkayo dan pejabat daerah mengatakan Abdiweli mungkin juga menjadi sasaran karena pusatnya menjadi tuan rumah bagi sebagian besar pemuda yang bermain musik dan menari.
Al Shabaab mengatakan tahun lalu, ulama itu menyebut dirinya sebagai Nabi, sebuah tuduhan yang dibantah pada saat itu juga oleh Abdiweli.
“Kami tidak dapat mengetahui jumlah korban sekarang. Al Shabaab telah mengancamnya berkali-kali," ujar gubernur wilayah Mudug, Abdirashid Hashi.
Al Shabaab sedang berjuang untuk menetapkan aturannya sendiri berdasarkan interpretasi yang keras terhadap hukum Islam. Kelompok ini mengontrol bagian-bagian kecil di wilayah Mudug, tetapi tidak termasuk Galkayo.
"Galkayo utara sudahlah sangat damai dan pertanyaannya adalah bagaimana militan bersenjata dengan bom mobil bunuh diri memasuki kota," kata Kapten Polisi, Nur Mohamed.
(Rahman Asmardika)