Kekhalifahan ISIS Runtuh Hancur Lebur: Lalu Apa?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Sabtu 01 Desember 2018 14:14 WIB
Sebagian tentara Irak memamerkan bendera kelompok yang menyebut dirinya Negara Islam setelah menguasai kembali Mosul pada Juli 2017. (AFP)
Share :

Bagaimana ISIS setelah ini?

Sebuah laporan AS baru-baru ini mengatakan masih ada 14.000 militan ISIS di Suriah dan 17.100 militan ISIS di Irak, di kawasan-kawasan yang sudah tidak lagi mereka kuasai sepenuhnya.

Selain itu, para ahli PBB memperkirakan bahwa masih ada pula kantung besar militan ISIS di berbagai negara lain, seperti di Libya (antara 3.000 hingga 4.000 orang) dan Afghanistan (sekitar 4.000 orang).

Kelompok ini juga memiliki militan dalam jumlah yang tidak sedikit di Asia Tenggara, termasuk sejumlah pendukung di Indonesia, Afrika Barat, Semenanjung Sinai Mesir, Yaman, Somalia, dan Sahel.

Di Irak dan Suriah banyak militan mengubah taktik dengan kembali ke akar pemberontakan mereka, yakni melakukan pemboman, pembunuhan dan penculikan, sembari mencoba untuk membangun kembali jaringan mereka.

Ada pula individu-individu yang terinspirasi oleh ideologi kelompok itu, lalu melakukan berbagai serangan di Eropa dan di tempat lain.

(Baca Juga : Abu Bakar al Baghdadi Perintahkan Eksekusi 320 Anggota yang Dituduh Berkhianat)

Hasil penelitian pada bulan Oktober 2017 oleh kelompok intelijen strategis yang berbasis di New York, Soufan Center, memperkirakan bahwa sekitar 5.600 petempur ISIS telah kembali ke kampung halaman mereka di 33 negara di seluruh dunia.

Yang terbesar, sekitar 900 orang, telah kembali ke Turki. Sementara sekitar 1.200 orang telah kembali ke Uni Eropa - antara lain 425 orang ke Inggris, dan sekitar 300 pulang ke Jerman dan 300 lainnya kembali ke Prancis.

(Baca Juga : Seorang WNI Dihukum Penjara Terkait ISIS oleh Pengadilan Malaysia)

Ratusan petempur asing lainnya sudah ditangkap dan masih ditahan oleh SDF di kawasan Suriah timur laut yang dikuasai Kurdi. Amerika Serikat menyerukan negara-negara lainnya untuk membawa pulang warga negara mereka yang bergabung dengan ISIS, untuk diadili.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya