MENU
Untuk Anda
Kanal
About Us
JAKARTA – Seruan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di acara reuni aksi 212 mengindikasikan kegiatan tersebut sebuah gerakan politik. Di mana, Rizieq dalam rekaman yang diperdengarkan di depan massa aksi menyerukan 2019 ganti presiden.
“Sudah jelas sekali, aspirasi tersebut disampaikan oleh Habib Rizieq yang mengatakan jika ingin perubahan tidak lain adalah 2019 ganti presiden. Masa masih malu-malu tinggal bilang reuni 212 adalah gerakan politik,” ujar Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98), Willy saat ditemui seusai acara reuni 212, Monas, Jakarta, Minggu (2/12/2018).
(Baca Juga: Usai Aksi Reuni 212, Fadli Zon: Sekarang Apa Sih yang Tidak Ada Politiknya?)
Menurut Willy, pernyataan Habib Rizieq jelas terindikasi mendukung salah satu calon, yakni Capres 02 Prabowo Subianto. Ia pun berkesimpulan, aksi tersebut bukan lagi membela umat Islam, melainkan aksi bela calon presiden.
“Gerakan reuni 212 sudah menjadi pembela politik praktis. Bukan lagi pembela umat Islam. Jadi, wajar ada pihak yang menyebut reuni 212 bukan aksi bela Islam, tapi aksi bela (calon) presiden,” tuturnya.
Willy yang turut hadir dan mengklaim membawa 5 ribu orang itu meminta agar kehadirannya tidak dipelintir sebagai bentuk dukungan. Namun, ia datang hanya untuk mengamati fakta di lapangan.
“Amit-amit jika kehadiran Jari 98 dipelintir untuk ikut serta reunian 212 apalagi menjadi bagian dari alumni 212. Jari 98 sudah deklarasi dukung Jokowi-KH Maruf Amin,” tegasnya.
(Baca Juga: Kepada Massa Reuni 212, Habib Rizieq Turut Beri Pesan soal Capres-Cawapres)
Sederet fakta yang menguatkan keyakinannya, Willy mengungkapkan bahwa panitia reuni 212 adalah bagian dari tim pemenangan Prabowo-Sandiaga. Misalnya, ada nama Neno Warisman (koordinator bidang acara), Hasan Haikal (anggota Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga), Al Khaththath (anggota tim pemenangan Prabowo-Sandiaga).
“Faktanya memang begitu. Panitia reuni 212 itu terlibat dalam pemenangan Pak Prabowo,” terangnya.