Sementara cerita juga disampaikan mantri ET kepada Kapendam bahwa pada 1 Desember 2018, pukul 16.30, ia didatangi lima anggota KKB yang membawa senjata api. ET ditodong lalu disuruh mengeluarkan warga yang ia sembunyikan di rumah.
"Jawaban dia bahwa mereka sudah tidak ada, saya sudah perintahkan mereka kabur. Padahal, orangnya disembunyikan di dalam, ditutupi dengan kain-kain, dengan apa saja caranya dia menutup (para pekerja rumah dokter). Untung tidak digeledah, hanya diintip dalam rumah dan tidak kelihatan," terang Aidi menirukan apa yang disampaikan ET.
ET sendiri memiliki seorang anak balita yang masih berumur 4 tahun. Sedangkan istrinya bekerja di Wamena. ET tinggal sendiri di rumah bersama anaknya.
Setelah berhasil mengelabui KKB untuk menyelamatkan dua pekerja pembangunan rumah dokter di sekitar Puskesmas Yigi, sekira pukul 21.00, ia keluar untuk memantau situasi di sekitaran kampung.
"ET keluar keliling kampung, mengendap-endap tanpa penerangan untuk memperlajari situasi kampung dan pelajari juga pergerakan KKSB tersebut. Setelah diyakinkan aman, baru dia menjemput tadi dua orang Toraja itu, kalau tidak salah namanya Dirro Rombe dan Tono, dia sedang mengerjakan pembangunan rumah dokter di sana," ujar Kapendam.
Kemudian sekira pukul 00.00 atau pukul 01.00, barulah ET kembali ke rumah menjemput kedua pekerja itu, dan mengambil anaknya lalu bersama-sama kabur meninggalkan Yigi menuju Mbua.
Mereka menyusuri hutan belantara dalam kondisi gelap gulita tanpa sedikit pun penerangan. Dalam kondisi seperti itu, sekira 1 jam perjalanan, ET bersama dua pekerja yang ia selamatkan terpencar karena kondisi hutan yang dilalui sangat gelap.
"Mereka jalan kaki di hutan. Kurang lebih 1 jam akhirnya mereka terpencar. Akhirnya jalan masing-masing. Tapi bersyukur, alhamdulillah, besoknya mereka ketemu di Mbua, pos TNI yang di Mbua."
Saat tiba, ET mendatangi pos TNI yang ada di Mbua. Di situ ET juga bertemu 4 pekerja PT Istaka Karya (Jimmy Aritonang dan rekan) yang menyelamatkan diri dari Yigi menuju Mbua. Juga kedua rekannya yang sempat terpencar dalam perjalanan, termasuk bertemu dengan EL.
"Mereka semua ketemuan di sana, yang akhirnya pos itu diserang dan 1 orang anggota kita gugur," ujar Aidi.
Dengan cerita yang disampaikan EL dan ET, kata Kapendam, kemungkinan saja masih ada korban lainnya. Sebab pada saat itu KKB melakukan sweeping ke rumah-rumah warga.
"Kemungkinan ada korban lain di luar (mereka) yang ada di kamp. Kemungkinan ada korban lain yang hasil dari sweeping-sweeping itu yang tidak sempat diamankan oleh warga setempat. Hanya tidak pernah ada yang melaporkan, dan kami belum tahu. Kira-kira seperti itu," pungkas Aidi.
(Hantoro)