Cerita di Balik Masjid Tua Bersejarah Ibu Kota

Achmad Fardiansyah , Jurnalis
Sabtu 08 Desember 2018 09:02 WIB
Masjid Al Alam Marunda, Cilincing, Jakarta Utara (Achmad Fardiansyah/Okezone)
Share :

Arsitektur masjid ini mengandung empat unsur kebudayaan; Jawa, Eropa, China dan Betawi.

"Kalau dilihat dari atas bangunnan memiliki gaya joglo itu arsitek Jawa, lalu uwungan agak melungkung dari atas digenting itu, nah itu asal arsitek dari China. Selanjutnya gaya arsitek dari Eropa terdapat dari empat pilarnya atau tiang-tiang dicor yang sangat kokoh. Yang terakhir itu Betawi dilihat dari unsur jendela dan ukirannya," bebernya.

Masjid ini sengaja dibangun megah dengan gaya campuran karena Marunda saat itu merupakan kota sekaligus pusat perekonomian.

Masa Hindia Belanda, masjid ini jadi pusat dakwah yang melahirkan para pejuang dan benteng pertahanan.

Pada 1884, Gunung Krakatau meletus lalu memunculkan tsunami yang menyapu Sunda Kelapa hingga Marunda. Tapi, Masjid Al Alam diyakini tak tersentuh, meski kawasan di sekitarnya hancur diamuk gelombang pembunuh.

Berdasarkan serita orang dulu, kata Kusnadi, ombak tsunami terbelah saat tiba di Masjid Al Alam sehingga tak merusak bangunannya.

Di kompleks masjid ada makam KH Jamiin bin Abdullah dan sumur dengan air tiga rasa yang sebagian orang percaya bisa menyembuhkan penyakit.

Masjid Al Alam Marunda sudah dijadikan cagar budaya, sama halnya dengan Masjid An Nawir di Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.

Masjid An Nawir dibangun sejak 1760 oleh Mufti Betawi Habib Usman bin Abdullah bin Yahya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya