Menurut Gatot, rasionalisasi input produksi seperti pupuk, herbisida, pestisida dan benih menjadi pilihan satu-satunya bagi produsen di sana. Penggunaan pupuk kotoran hewan yang dilakukan dengan cara zero discharge system rupanya bisa mengurangi kontaminasi di udara dan pengairan.
"Jadi mereka sudah menggunakan teknologi ramah lingkungan melalui injeksi dari bawah tanah. Hasilnya, Amerika Serikat berhasil berdagang dengan Mexico sebagai importir
kedelai. Tapi, Indonesia sampai saat ini tetap tegas menolak penambahan kuota impor yang mereka inginkan," katanya.
Dikatakan Gatot, pihaknya juga berkesempatan mengunjungi lahan pertanian milik Corteva di wilayah Indiana. Di sana, Amerika Serikat memperlihatkan perkebunan Jagung, Kedelai dan padi dengan penerapan teknologi irigasi persawahan terpadu di wilayah Woodland, California yang berdekatan dengan San Fransisco.
"Kami bertemu langsung Direktur Indiana State Department of Agriculture untuk menggali lebih dalam dampak penerapan teknologi terkini yang sudah bersifat disruptive, serta sharing knowlegde terhadap manajemen produksi komoditas pangan yang berisfat mass production namun tetap efektif dan efisien menggunakan sumber daya yang memadai," ujarnya.