"Prinsip itu yang lebih penting bukan hanya mampu membacanya dalam bahasa Arab. Seperti waktu tes calon ketua umum PSSI. Apakah di lakukan tes cara menendang bola, cara stop bola dan cara dribble bola?tidak kan? Tapi visi-misi dan programnya dalam memajukan sepakbola," tutur Ketua DPP Gerindra itu.
"Memahami Alquran dan kitab kitab suci lain penting sebagai seorang capres. Kemampuan membaca Alquran bukan syarat tapi sebagai advantage saja. Sehingga tes baca tulis tidak perlu dilakukan. Tes, amati cermati pemahamannya terhadap Alquran. Tapi tidak melalui tes khusus karena bisa tampak dalam debat, dalam pidato dan dalam pendapat dan pikirannya selama ini," ucap Sodik.
(Baca juga: Jokowi-Ma'ruf Amin Gunakan Dua Instrumen untuk Kampanye Program Kerja)
Usulan dari Dewan Ikatan DAI Aceh terkait adanya tes baca Al-quran bagi dua pasangan capres dan cawapres tersebut bertujuan untuk mengakhiri polemik keislaman Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga. Selain itu, tes Alquran juga dinilai untuk meminimalkan politik identitas yang sudah terlanjur dilaukan oleh pendukung kedua pasangan calon.
(Awaludin)