PRIYA Adi (21) awalnya deg-degan berdiri di depan jemaah, tepatnya di samping kanan imam yang sedang khotbah Jumat. Namun motivasi untuk menyampaikan materi khotbah kepada jemaah yang tuli atau tunarungu menghilangkan groginya.
“Tidak cuma deg-degan tetapi juga tegang ketika di depan saya ada ratusan jemaah, banyak yang menatap melihat ke arah saya,” kata Priya Adi.
Mahasiswa asal Boyolali ini merupakan satu dari beberapa relawan yang aktif menjadi penerjemah khotbah Jumat di Masjid Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Priya Adi menjadi penerjemah bahasa isyarat untuk jemaah khotbah salat Jumat bermula saat ia didatangi oleh temannya yang tuli. Temannya memintanya untuk mendampingi saat kuliah besoknya jam 7 pagi.
Priya yang kebetulan tidak ada mata kuliah lalu menyanggupi, meskipun dia tidak bisa bahasa isyarat. Komunikasi antara temannya pun hanya melalui tulisan, toh temannya juga merasa terbantu walaupun Priya hanya mencatatkan apa yang disampaikan dosen di kelas.