Ro'in dan sejumlah perwakilan massa didampingi aparat kepolisian dan TNI sempat mendatangi lokasi acara di dalam Masjid Mubarak. Menurut Ro'in mereka mencapai 'kesepakatan' dengan panitia acara.
"Mereka sepakat membubarkan diri sendiri pukul 10.30," kata Ro'in saat diwawancara sekira pukul 10.00 WIB.
"Kalau tidak bubar juga, kita akan menggeruduk masuk," kata seorang pengunjuk rasa dalam pidatonya di 'mobil komando'.
Menjelang pukul 10.30 WIB, massa merapatkan barisan menunggu Jemaat Ahmadiyah membubarkan diri. Sementara, puluhan aparat kepolisian Pengendali Massa dari Polrestabes Bandung dan Polda Jabar bersiaga.
Kapolrestabes Bandung, Kombes Irman Sugema membantah anggapan bahwa pihaknya membiarkan dan mendampingi massa membubarkan acara.
"Tidak.. tidak.. justru polisi menjaga. Kalau membiarkan, mungkin mereka sudah menggeruduk masuk, (mereka) sudah mengancam membubarkan. Tidak, kita jaga," tutur Irman.
Dia menegaskan, polisi bekerja untuk mencegah bentrokan antara kedua belah pihak. Menurutnya, acara berakhir satu setengah jam lebih cepat dari yang dijadwalkan, berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak yang difasilitasi oleh Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) Kota Bandung dan didampingi polisi dan TNI.
Polisi, lanjut Irman, menghargai kesepakatan itu dan bertugas mengamankan. "Kesepakatannya pukul 10.30 selesai, nah kalau begitu kita jaga supaya tidak ada apa-apa. Massa yang keluar tidak dianiaya dan tidak terjadi bentrok fisik. Kan polisi sudah melakukan (pengamanan), itu menghargai hasil kesepakatan," urainya.
Suasana sempat memanas ketika beberapa orang melontarkan ujaran-ujaran kebencian dan kata-kata kasar.