Pengamat sosial dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, Yosafat Hermawan Trinugroho mengatakan bahwa prostitusi online termasuk yang melibatkan artis adalah cerminan masyarakat sekarang yang mendewakan gaya hidup konsumtif dan instan.
“Tuntutan hidup tersebut mendorong orang melakukan jalan pintas termasuk prostitusi yang dianggap cepat menghasilkan uang. Dari sisi pengguna mereka merasa berkuasa karena memiliki uang.” kata Yosafat dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, Minggu (6/1/2018).
Menurutnya prostitusi online juga marak akibat dampak negatif dari kemajuan teknologi dan media sosial. “Era media sosial seperti sekarang memungkinkan orang membagi informasi dan bertransaksi berbagai hal denga leluasa dan seolah tanpa batas, termasuk prostitusi online,” ujarnya.
Sosiolog dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Sigit Rochadi menilai fenomena artis "menjual" diri bagian dari menjaga eksistensinya sebagai orang populer. "Tujuan utamanya untuk menjaga eksistensi sebagai orang populer," kata Sigit.
Artis menjaga popularitas mereka salah satunya dengan kehidupan yang glamour dan itu butuh biaya tak sedikit. Maka, tak heran jika sebagian di antaranya menjual diri untuk memenuhi biaya tersebut.