PADANG - Pasca-gempa beruntun yang menerjang Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat membuat satu unit Gereja Kristen Protestan di Mentawai (GKPM) Jemaat Kaute' Resort Sibaibai, Desa Taikako, Kecamatan Sikakap hancur.
Ferdinan Salamanang salah satu pendamping desa di Mentawai mengatakan, dia mengetahui ada gereja roboh itu sejak kemarin saat berkunjung ke daerah tersebut pada Minggu 3 Februari 2019.
(Baca Juga: BMKG Mencatat 45 Kali Gempa Susulan di Bengkulu dan Mentawai)
“Jemaat terpaksa menjalankan kebaktian minggu di halaman gereja dengan memakai tenda biru dan kursi-kursi dalam gereja dipindahkan ke luar,” kata Ferdinan kepada Okezone, Senin (4/2/2019).
Ferdinan menjelaskan, menurut keterangan warga gereja itu hancur pada pada pukul 17:59 WIB saat gempa ketiga dengan magnitude 6 SR, bagian depan gereja sebagai menaranya yang roboh jatuh ke tanah.
“Bagian menara gereja itu yang roboh dari bawah sampai ke atas, kemudian lantai gereja sudah retak dan terkelupas, tidak layak lagi dipakai. Tidak ada korban jiwa yang tertimpa berikut juga rumah di sekitar gereja itu tidak mengalami kerusakan,” ulasnya.
Sikaute’ merupakan pemukiman baru setelah pada tahun 2010 lalu Mentawai dilanda gempa dan tsunami. Sebelumnya mereka tinggal dekat dengan pantai, pada tahun 2004 saat gempa dan tsunami di Aceh daerah tersebut kena imbas tsunami, kemudian pada tahun 2007 saat gempa, sebagian warga sudah mengungsi.
“Mereka baru relokasi mandiri sejak tahun 2010 lalu saat Mentawai di landa gempa dan tsunami,” katanya.
(Baca Juga: Gempa Mentawai 6,0 SR, ESDM: Energinya Tidak Cukup Kuat untuk Memicu Tsunami)
Jika dilihat jarak pusat gempa dengan lokasi gereja tersebut begitu dekat sehingga bangunan tembok bisa rusak. Sementara sampai hari ini warga yang sempat mengungsi saat gempa pada Sabtu 2 Februari lalu sudah kembali ke rumah warga, namun warga tetap waspada.
(Fiddy Anggriawan )