Strategi Semburan Fitnah pada Pilpres 2019 Dinilai Akan Gagal

Fahreza Rizky, Jurnalis
Sabtu 09 Februari 2019 02:06 WIB
ilustrasi
Share :

JAKARTA - Propaganda ala Rusia atau dikenal dengan Firehose of Falsehood dinilai tidak pas digunakan sebagai strategi kampanye pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019. Alasannya, masyarakat kian cerdas memfilter mana informasi berbasis fakta dan kebohongan.

Pengamat Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, mengakui bahwa pabrikasi fitnah, hoax yang dilakukan secara massif akan mempengaruhi masyarakat. Tetapi jika informasi-informasi hoax itu terus terbantahkan, maka publik tidak akan percaya lagi dengan semburan fitnah yang dilancarkan.

“(Informasi hoaks) itu memang akan tertinggal di peta kognisi khalayak dan bisa jadi menimbulkan disonansi kognitif. Ini perlu counter berbasis fakta dan data,” kata Emrus, Jumat (8/2/2019).

Beberapa semburan kebohongan yang terbongkar contohnya adalah kasus Ratna Sarumpaet yang kemudian mengakui bahwa ia berbohong telah dipukuli orang tidak dikenal. Berita hoax lain adalah bergulir mobil Neno Warisman dibakar oleh seseorang, namun klarifikasi Kepolisian memastikan bahwa mobil Neno terbakar karena korsleting pada sistem kelistrikan mobilnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya