JAKARTA - Pengamat ekonomi Faisal Basri menyebut keberadaan jalan tol baru sebatas memperlancar arus orang tapi belum arus barang. Pembangunan jalan tol juga disebut masih belum efektif menekan biaya logistik di Indonesia.
Sehingga, Ekonom Indef itu mengusulkan penggunaan angkutan laut sebagai upaya menekan biaya logistik nasional secara drastis.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi) – KH Ma'ruf Amin (TKN Jokowi Maruf ) Muhammad Misbakhun mengatakan, keberadaan jalan tol dan pelabuhan merupakan infrastruktur yang sedang dikembangkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Angkutan laut yang bisa mengangkut barang dalam jumlah besar masih membutuhkan angkutan darat untuk mendistribusikan ke tempat-tempat produksi ataupun masyarakat.
“Jadi, keberadaan jalan tol yang merupakan infrastruktur darat merupakan kombinasi atau pelengkap dari keberadaan angkutan laut yang merupakan penunjang utama konsep Tol Laut yang digagas oleh Presiden Joko Widodo,” ujar Misbakhun di Jakarta, Jumat (15/2/2019).
(Baca Juga: Jokowi Diminta Bahas Sektor Maritim di Debat Capres Kedua)
Bila saat ini biaya logistik belum turun secara signifikan, hal ini karena masih dibutuhkan waktu untuk menyelesaikan konektivitas antarwilayah yang ada di Indonesia. “Kami menilai pembangunan yang berkesinambungan antara jalan raya maupun jalan tol di darat dan pembangunan tol laut dapat mempersingkat jalur distribusi barang antar wilayah di Indonesia,“ ujarnya.
Berdasarkan Bank Dunia yang baru Logistic Performance Index (LPI) 2018 yang dirilis Bank Dunia, hasilnya menempatkan Indonesia di posisi ke-46 dengan skor 3,15 atau naik dari posisi sebelumnya dalam LPI 2017 di peringkat ke-63 dengan skor 2,98.
Meskipun masih kalah dengan negara tetangga seperti Thailand (peringkat 32), Vietnam (39), dan Malaysia (41), capaian tersebut merupakan hal yang signifikan mengingat masih banyaknya kendala-kendala yang dihadapi Indonesia. Apalagi, negara-negara itu telah terlebih dahulu membangun jalan tol secara masif ketimbang Indonesia.
Pencapaian itu juga membuktikan keberadaan jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatera yang sedang dibangun pemerintah memiliki dampak positif.
(Baca Juga: Klaim Harga Beras dan Daging Termahal Dunia, Prabowo Bisa Resahkan Petani)
Misbakhun menjelaskan, pembangunan berkesinambungan tersebut merupakan sebuah pembangunan terintegrasi yang menawarkan banyak opsi kemudahan, baik untuk distribusi logistik maupun transportasi bagi masyarakat. Pemerintah juga telah memasukan masalah konektivitas wilayah sebagai salah satu program yang masih akan dilaksanakan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024. Pembangunan infrastruktur jalan, pelabuhan dan bandara masih menjadi prioritas.
“Dengan kelancaran jalur logistik barang, harga barang dapat terkendali, tidak ada kelangkaan sehingga inflasi tetap terjaga dan membentuk sebuah stabilitas pasar yang menguntungkan baik pedagang maupun pembeli,” tuturnya.
(Arief Setyadi )